KUNINGANN (MASS)- Tuduhan dari pengacara terkait adanya dugaan dari penumpang taksi online untuk melakukan pemerasan terlapor (Dani)yang dilakukan oleh Lela, membuat pimpinan grup musik dangdut bernama Seila Nada itu murka.
Ia yang datang bersama Ana dan suami Ana meminta kepada pihak kuasa hukum atau pengacara untuk tidak memutarbalikan fakta. Demi kebenaran ia akan membeberkan semuanya mengenai permasalahan tuduhan Rp50 juta itu.
“Rp50 juta itu angka dari siapa? Perasaan saya tidak pernah meminta angka seperti itu karena dari awal saya tidak ada niatan untuk meminta uang. Justru dari pihak mereka yang mengejar-negjar saya agar menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan,” jelas Lela dengan nada tinggi karena masih terlihat emosi.
Ia membeberkan tuduhan tersebut, ia pertama kali dihubungi oleh Roni yang mengatasnamakan dari pihak Dani. Bukan hanya Roni tapi juga Sri yang juga kakak Roni.
Pendek kata mereka meminta permasalahan ini tidak diperpanjang dan pihak keluarga siap menyediakan uang damai. Bahkan, dengan nominal Rp50 juta.
Lela sendiri tidak bisa memutuskan masalah karena harus persetujuan dari Ana dan ia pun tidak ingin menerima cara seperti ini. Bahkan, ia pun merasa ada tekanan dari pihak Dani dengan cara meminta untuk ketemu dan membereskan permasalahan ini.
Sementara itu, pada saat di BAP di Polsek Kuningan akhirnya bisa bertemu dengan pihak Dani salah satu warung. Pada saat itu Hadir Alek Iskandar dan dua orang dari pihak Dani. Sedangkan Lela juga tidak sendiri.
Pada pertemuan tersebut Alek dan Lela kembali berbicara masalah tersebut. Tapi Lela tetap tidak mau menerima tawaran damai.
Singkat cerita Alek mengirim pesan kepada teman Lela. Saat itu Lela bersama temanya ada di Polres Kuningan. Isi pesan dari Alek adalah ada dana Rp10 juta, tapi minta perkara dicabut.
“Eh, usai kami tidak menanggapi ujug-ujug jumpa pers menuduh saya mau memeras. Lucu sekali. Masalah dari pihak Dani mengajak damai saya sempat konsultasikan dengan pihak kepolisian,” tandas Lela lagi.(agus)