KUNINGAN (MASS) – Pendirian tenda dan persiapan-persiapan Pameran Pembangunan Hari Jadi Kuningan ke-524 di Terminal Tipe A Kertawangunan, terpaksa dihentikan untuk sementara.
Hal itu, disampaikan pihak kepolisian setelah adanya permasalahan di lapangan saat persiapan Pameran yang berbarengan dengan Pasar Malam, Jumat (26/8/2022) siang tadi.
“Betul bahwa disini tadi ada sedikit permasalahan terkait miskomonunikasi antara dua belah pihak, antara pelaksana dari PDAU dan P3MI yang belum tersampaikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan dua kelompok atau penyelenggara tersebut,” ujar Kapolsek Garawangi IPTU Deden.
Karena ada pemasalahan tersebut, maka dilakukan penundaan persiapan dan pendirian tenda. Penundaan tersebut, lanjut Iptu Deden, karena setelah dimediasi, dari kedua belah pihak belum bisa menuangkan perjanjian secara administrasi.
“Karena dari PDAU tidak bisa memutuskan tanpa seijin pimpinan mereka, karena apapun yang jadi keputusan mereka harus seijin pimpinan mereka,” tuturnya.
Adapun, polemik yang dimaksud berawal dari adanya dua ijin dari Terminal Tipe A Kertawangunan untuk dua kelompok yang sama-sama akan berkegiatan.
Ijin itu, yang satu untuk PDAU menyelenggarakan Pameran Pembangunan dan satu lagi untuk P3MI menggelar Pasar Malam/Carousel atau Korsel.
Pada perkembangannya, terjadi kesepakatan untuk membagi area antara dua kegiatan tersebut. Pasar Malam di sebelah timur, sedangkan Pameran Pembangunan di sebelah barat.
Namun, pada hari ini terjadi misskomunikasi saat persiapan, lebih tepatnya saat didirikannya korsel di bagian sebelah utara (bagian belakang/atas terminal).
Dimana, saat dibangun korsel oleh P3MI, ada teguran dari mitra PDAU, karena dianggap melewati batas yang sudah disepakati kedua belah pihak. Saat itulah permasalahan mencuat yang kemudian dimediasi.
Dalam mediasi itu, terungkap bahwa terbaru ada komunikasi dari PDAU dan P3MI yang memperbolehkan titik tersebut digarap. Namun karena baru sebatas lisan, dan belum tersampaikan ke pimpinan, hal itu belum disosialisasi ke mitra PDAU.
Nampak hadir dalam mediasi tersebut, perwakilan dari PDAU dan P3MI. Hadir juga Warrior dan Gibas, sebagai mitra dari masing-masing penyelenggara. Namun, saat diberikan waktu untuk berunding, mitra-mitra tidak diperkenankan masuk.
Meski diberi waktu untuk berunding, namun belum bisa mengeluarkan perjanjian secara tertulis dari kedua belah pihak. Hal itu, karena dari PDAU harus ada persetujuan dari pimpinan.
Di sisi lain, dalam mediasi itu tersiar kabar bahwa pimpinan para pihak yang terlibat, menghadap ke Bupati, bersama Forkopimda serta Kapolres.
Saat ini, IPTU Deden mengklaim, sementara situasi aman dan kondusif. Semua bersepakat untuk menjaga kemanan dan ketertiban di wilayah terminal tersebut.
“Kalo kepolisian itu sikapnya mengayomi dan melindungi apapun yang jadi kebijakan pihak pimpinan kami, Kapolres. Kami siap mendukung. Apalagi ini bentuk pemulihan ekonomi. Selama bisa dilakukan aman dan tertib, TNI-Polri pasti mendukung,” tandas IPTU Deden. (eki)