KUNINGAN (MASS) – Di tengah kemajuan daerah, masih ada cerita pilu kemiskinan yang menghantui salah satu masyarakat di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus. Sebuah keluarga kecil yang hidup dalam kondisi memprihatinkan menggambarkan realitas sosial yang masih perlu perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat.
Kala kuninganmass.com mengunjungi langsung pada Kamis (31/10/2025) kemarin, dan tiba di sebuah rumah sederhana yang hampir luluh lantak. Di dalamnya, ada empat orang penghuni, seorang ibu muda, dua lansia, dan satu anak kecil. Rumah itu terlihat baru rampung diperbaiki atapnya, dengan dinding lusuh, atap tanpa plavon, dan banyak kekurangan dasar yang membuat siapa pun yang melihatnya ikut termenung.
Kondisi rumah ini begitu menyentuh hati. Sebagian lantai masih belum diplur bahkan dikeramik, perabot seadanya, dan tumpukan barang berserakan di mana-mana. Sebagai sesama, terasa tak tega melihat bagaimana mereka bertahan hari demi hari, apalagi dengan kehadiran anak kecil yang seharusnya tumbuh dalam lingkungan yang layak.
Wakil Bupati Jelaskan Soal Bantuan Rutilahu Warga Linggarjati
Dalam wawancara singkat dengan Haerudin yang tergeletak di kasur ruang tamu sedang menderita sakit jantung, sudah di-ring serta sering berobat, ia banyak bercerita menceritakan kronologi rutilahu.
“Beberapa hari lalu, rumah ini didatangi oleh Wakil Bupati Kuningan. Beliau memberikan uang sebesar 5 juta rupiah untuk kami gunakan memperbaiki rumah,” tuturnya.
Tak lama setelah itu, bantuan datang lagi dari berbagai pihak. Sehingga sampai saat ini total bantuan mencapai Rp7,5 juta, yang hingga kini hanya mampu digunakan untuk memperbaiki atap rumah yang rusak.”Iya terus ada bantuan dari Baznas Kuningan uang 2 juta rupiah, dan dari Almutazam juga donasi sebesar Rp500.000,” ujarnya didampingi sang istri.
Namun, harapan suami istri itu lebih dari sekadar tambal sulam. Ia mengungkapkan janji yang pernah dilontarkan oleh Wakil Bupati Kuningan saat berkunjung. “Ibu Wakil Bupati menjanjikan perbaikan menyeluruh, mulai dari WC yang tadinya bilang akan dibangun karena sangat tidak layak, dapur yang masih pakai kayu bakar, dan tempat usaha yang mangkrak karena kekurangan modal,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca.
Istri Haerudin bahkan terlihat hampir tak bisa menahan air matanya saat ditanya lebih lanjut. “Sedih ya gimana lagi karena satu-satunya usaha saya mangkrak begitu saja. Saya berharap janji itu bisa terwujud, supaya ya minimal buat makan-makan aja mah ada,” pungkasnya. (raqib)
