KUNINGAN (MASS) – Menjelang hari jadi Kuningan ke-525 pada 1 September 2023 nanti, Pemkab Kuningan merilis logo resminya dengan slogan “Mungkas Undagan Nu Sajati”.
Pemkab, melalui sekertariat PHBN mengeluarkan edaran logo dan tema hari jadi Kuningan yang lahir pada tahun 1498. Konsep dasarnya, dibuat secara simple dengan balutan etnik.
Bentuknya, menyerupai bokor Kuningan yang menjadi simbol Kuningan. Kemudian, elemen yang menonjol dari logo adalah pendopo (kantor Pemda) bagian atas dengan angka lahir dan tahun ini.
Selanjutnya, angka 525 yang membentuk bokor. Angka ini merupakan bilangan hari jadi Kuningan tahun ini. Ketiga angka itu, diwarnai berbeda dengan filosopi berbeda.
Di bawahnya, ada tulisan Kuningan dengan warna kuning emas, dan ditulis dengan ukuran font yang besar dan mencolok.
Pada warna angka-angkanya bermakna : angka 5 (lima) berwarna hijau memiliki makna AGAMIS, angka 2 (Dua) berwarna merah memiliki makna PINUNJUL dan angka 5 (lima) berwarna biru memiliki makna MAKMUR.
Di bagian paling bawah, ada slogan “Mungkas Udagan Nu Sajati”. Kalimat ini, diambil dari kata Mungkas = Mengakhiri, Udagan = Target, serta Sajati yang merupakan gambaran visi Kuningan.
Kalimat Kuningan Mungkas Udagan Nu Sajati ini, merupakan tagline yang diambil bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan (tahun terakhir menjabat) kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, H Acep Purnama SH MH dan H M Ridho Suganda SH M Si di Kabupaten Kuningan. (eki)
rif
5 Agustus 2023 at 08:35
Selamat hari jadi Kota Kuningan semoga makin dapat mewujudkan semboyannya…Aamiin…
Ada Apa dengan Kuningan?
Ini merupakan sebuah proses entah seni atau desain yang tidak menggunakan metodologi, logo 525th menunjukan bukti rendahnya awarnes pemerintah Kab. Kuningan dalam memahami visual branding. Pantas saja kota tercinta ini tidak memiliki identitas yang kuat selain hanya kuda yang merupakan warisan terdahulu dalam membangun eksistensi Kuningan sebagai salah satu kota di Indonesia.
Saya tidak paham konsep Kota ini kedepan akan dibangun seperti apa. Disaat semua kota di Indonesia berlomba-lomba dalam membangun dan menguatkan city branding, sampai rela “impor desainer” dengan biaya yang sangat mahal, Kuningan malah tenggelam bahkan menghilang dari peta kota kreatif di Indonesia bahkan di Jawa Barat. Padahal kota ini tidak kekurangan Sumber Daya Manusia, banyak putra daerah yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang desain, di Kuningan juga terdapat institusi Prodi Desain Komunikasi Visual. dan mapmu bersaing dengan desainer-desainer luar negeri. Kemana pemerintah? Apa yang dikerjakan? Dari tahun 80an sampai hari ini tidak ada perubahan signifikan di Kota ini. Apa yang terjadi? Progress pembangunan yang dikelola pemerintah, kreatifitas, seni dan budaya, ekonomi kreatif, pariwisata dan sebagainya hanya berkutat di wilayah lokal. Tidak melihat adanya keseriusan pemerintah, terbukti dari ketidakmampuan merancang dan menampilkan citra identitas visual berkualitas, hanya bisa melakukan pembenaran-pembenaran melalui argument konsep. Namun “Identitas visual yang baik berangkat dari nilai/values” yang kemudian di transformasikan dalam bentuk citra visual melalui proses dan metodologi.
Beruntung kota ini memiliki masyarakat yang santun, taat dan sangat menghargai pemerintah
Ada Apa dengan Kuningan? Di usia 525th seharusnya Kuningan dapat memberikan visual/citra baik dalam mengkomunikasikan capaiannya.