KUNINGAN (MASS) – Untuk memperkuat kohesi sosial dan moderasi beragama, yayasan Pasamoan Kuningan menggelar pelatihan pangan berbasis kearifan lokal. Kegiatan itu, dikakukan di Highland Resto and Coffe Palutungan, Kamis (2/11/2021) kemarin.
Dalam kegiatan itu, hadir Jaringan Perempuan Lintas Agama (Jaga Pelita) Kuningan yang didalamnya berisi keterwakilan Islam, Katolik, Ahmadiyah, Kristen, GKP Pasundan, dan Hindu.
Hadir juga perwakilan Sunda Wiwitan Cigugur, Gusdurian Kuningan, Kohati (HMi), Sarinah (HMNI), Korpri (PMII) dan Immawati (IMM).
Direktur program yayasan, Ceng Pandi mengatakan, Cigugur, sudah sekian lama dikenal sebagai wilayah heterogen dengan berbagai keyakinan.
Selain itu, Cigugur juga sudah dikenal sebagai tujuan wisata baik dari Jawa Barat, bahkan Nasional dan Mancanegara.
“Kegiatan ini, selain bisa merekatkan kohesis sosial khususnya masyarakat Cigugur, juga diharapkan menjadi sarana melahirkan wirausaha baru dan memenuhi kebutuhan oleh-oleh dan cindera mata dari tempat wisata di Cigugur,” ujar Pandi.
Pengutan kohesi dan moderasi di Kuningan, kata Pandi, merupakan upaya penting yang harus dilakukan.
Apalagi, hubungan sosial keagamaan di masyarakat, cukup dinamis dan beragam, yang harus dikelola dengan baik.
“Ini tahap awal, dimana tangan-tangan kreatif perempuan dari berbagai keyakinan bisa menghasilkan produk yang bermanfaat. Kedepan, kreativitas bersama ini akan terus berlanjut,” sebutnya.
Ada tiga jenis bahan pangan yang dijadikan latihan dalam kegiatan tersebut, yakni Ubi Jalat, Kacang Kedelai, dan Kacau Hijau. Masing-masing diolah menjadi brownies, susu dan cookies.
Pengolahan pangan sendiri, dipandu tim Dosen Unisa Kuningan dari Teknologi Pangan dan Gizi.
Sementara, hadir dan memberikan support serta motivasi, ketua GOW Kuningan dan pemilik tempat Ipukan Highland Hj Rini Sujiyanti MM.
Dalam kegiatn itu, Rini mengatakan bahwa potensi dan peluang pangan lokal merupakan sumber daya yang harus dikembangkan. Entah untuk kebutuhan, ataupun komersil.
“Pengolahan pangan ini, jadi media merekatkan perempuan, khususnya perempuan lintas agama dan keyakinan. Dengan ini, kita bisa bekerjasama dan mewujudkan harmoni,” tuturnya.
Sementara, koordinator Jaga Pelita Titin Suhartini S Pd MM bergarap, kebersamaan yang dibangun harus bisa menghasilkan produk paten yang bisa dipasarkan sebagai khas Kuningan.
“Melalui forum ini, kami bisa bersilaturahmi dan saling mengenal. Alhamdulillah,” ucapnya. (eki)