KUNINGAN (MASS) – Mahasiswa yang tengah melakukan Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL 2) dari Stikku tepatnya di Desa Cipaku Kecamatan Kadipaten Majalengka mengembangkan sabun berbentuk kertas dengan bahan alami dan jamu sehat untuk meminimalisir covid.
Ketua kelompok mahasiswa, Icka Irma menyebut, sabun kertas ini dianggap efektif, dimana saat pandemi ini semua orang harus selalu menjaga kesehatan termasuk sering mencuci tangan.
Namun karena bentuknya yang tidak simpel, banyak orang keberatan membawanya kemana-mana.
“Karena banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah seperti pergi ke lahan pertanian, ke kebun, atau tempat-tempat lainnya, kemungkinan mereka lupa untuk mencuci tangan,” sebutnya beberapa waktu lalu.
Akhirnya, kata Icka, pihaknya berinisiatif untuk membuat sabun dalam bentuk kertas agar praktis dibawa kemana-mana, pembuatan sabun kertas ini terinspirasi dari pembuatan sabun kertas oleh mahasiswa kampus luar kota dari bahan daun dadap dan air kelapa.
“Akan tetapi, bahannya kami modifikasi menggunakan antiseptik serupa dari daun sirih, jeruk nipis yang juga dapat menghilangkan aroma bau, dan lidah buaya yang bisa melembabkan kulit, karena bahan tersebutpun lebih mudah dijumpai di lingkungan sekitar,” imbuhnya.
Produknya sendiri, dinamai Alperlime Paper Soap singkatan dari Aloevera (Lidah buaya), Piper bettle (Daun sirih) dan Lime (Jeruk nipis). Adapun kertas yang digunakan adalah Water Soluble Translucent Paper, jenis kertas yang dapat larut air.
Dalam kelompok PBL, Icka dibantu dan dibersamai keempat temannya yang satu kelompok. Ada Regia Rohmania Putri, Elina Haqie, Rita Nuryati dan Nita Agustina Sari.
Saat ini, kata Icka, Produk sabun kertasnya, Alperlime Paper Soap ini bahkan ada rencana untuk dipasarkan.
Namun, dirinya bersama kelompok, masih menunggu saran dan masukan dahulu dari institusi, sambil melengkapi kajian yang mereka lakukan.
“Kami telah berkonsultasi bersama dosen pembimbing dan menyerahkan sampel ke Prodi, alhamdulillah responnya baik. Kami berharap, Alperlime bisa sangat berguna bagi masyarakat dan dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan pakai sabun karena produk ini mudah dibawa kemanapun,” imbuhnya.
Selain mengembangkan sabun kertas, diterangkan Icka, mereka juga berinovasi membuat jamu sehat dari bahan kunyit yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terutama di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
“Kunyit memiliki kandungan anti inflamasi, antiperadangan, dan antioksidan sehingga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Pembuatan jamu kunyit asam selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh juga dapat meredakan nyeri haid, mengendalikan gula darah, meredakan peradangan,” sebut Icka.
Lebih lanjut, Kunyit juga dianggap mampu membersihkan tubuh dari racun, mengatasi keputihan, mengempiskan perut kembung, meningkatkan fungsi otak, dan banyak lagi.
Inovasi ini, baik sabun kertas maupun jamu kunyit disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Desa Cipaku dan kampusnya. Karena, tak hanya menggali sumber daya alam, bahkan dilakukan pengembangan agar produk yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri terutama dari segi kesehatan.
“Adik-adik mahasiswa ini sangat kreatif dan inovatif, masyarakat yang sebelumnya hanya menjual kunyit karena emang banyak. Inovasi sabun kertas juga kan hal baru bagi kami dan tentunya bermanfaat pula bagi masyarakat” tutur Sunarya, Kepala Desa Cipaku. (Eki/rls)