KUNINGAN (MASS) – Sejumlah alumni Smansa (SMAN 1) Kuningan tahun 2022, mengeluhkan kenang-kenangan yang harusnya dibawa ke rumah pasca lulus, justru tak kunjung diterima alumni hingga saat ini.
Ya, lulus sejak tahun 2022, yearbook yang mulanya dimimpikan jadi kenang-kenangan terakhir masa putih abu itu, ternyata tak kunjung dicetak apalagi dibagikan ke para alumni.
Padahal, setiap alumni itu sudah patungan sekitar Rp 360 ribu. Keseluruhannya ada 348 siswa dalam angkatan tersebut saat itu. Hanya belasan yang belum lunas. Total uang yang sudah setor untuk yearbook sekitar Rp 115 jutaan.
Keluhan-keluhan itulah yang diungkapkan alumni Smansa tahun 2022. Penegasan itu, disampaikan salah satu perwakilan alumni, Deniek Naufi Ramadhan.
“Ini jadi bahasan setiap tahun. Tentu kita kecewa,” kata Deniek didampingi sejumlah alumni lainnya, Kamis (17/7/2025) sore, di salah satu kedai yang berada di Windusengkahan.
Soal yearbook ini, dikatakan Deniek, bukan dikoordinir langsung oleh pihak sekolah atau guru. Tapi dikoordinir panitia yang berasal dari rekan sesama siswa Smansa 2022 juga.
Untuk memperjelas persoalan tersebut, Deniek bersama sejumlah alumni lainnya mengaku akan menggelar audiensi bersama panitia. Meski ada yang sangat kecewa, Deniek dan rekan alumni lainnya tetap berharap ada jalan terbaik soal yearbook.
Ia ingin audiensi yang akan digelar pada Sabtu 19 Juli 2025 mendatang, bisa diikuti para alumni, termasuk panitia, dan mencari titik tengah sebagai jalan terbaik.
Apalagi, selain sudah pada setor uang, sebenarnya para siswa saat itu, alumni Smansa 2022, juga sudah melakukan sesi foto satu persatu setiap kelas dan pengisian format yearbook.
Sementara itu, perwakilan panitia juga mendukung digelarnya audiensi tersebut agar masalah bisa cepat terurai, transparan, apalagi jika masih berkaitan dengan pihak ketiga. (eki)