KUNINGAN (Mass)- Angka partisipasi olahraga di warga Kuningan masih sangat rendah. Dari data yang dimiliki Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata jumlah yang rutin berolahraga di Kuningan baru mencapai 35 persen dari jumlah penduduk.
Langkah awal yang tengah dilakukan oleh Pemkab Kuningan adalah dengan menggelar turnamen multi even yang melibatkan Disporapar dan Karang Taruna. Kegiatan ini digelar selama tiga hari dan dimulai pada Senin tanggal 24 April di Gor Ewangga.
Menurut Sekretaris Disporapar Kuningan Drs H Toto Toharudin MPd, kegiatan multi even itu mencakup turnamen bola voli karang taruna, festival bambu. lalu, parade underground Hijet, olahraga tradisional, sarasehan kepemudaan, seminar keolahragaan nasional.
“Salah satu yang bisa meningkatan partisipasi olahraga adalah bola voli. Kami berharap adanya kegiatan ini bisa membuat warga rutin berolahraga agar badan sehat,” ucap Toto kepada kuninganmass.com, Minggu (23/4/2017).
Pada kegiatan multi even ini lanjut dia, akan disatukan dengan launching Ayo Wisata ke Kuningan. Diperkirakan ada 3.000 peserta yang hadir dalam acara yang rencananya akan dihadiri Asisten Deputi Kepemudaan.
“Multi even ini sangat penting bagi Kuningan karena merupakan strating poin untuk mengangkat kepemudaan dan keolahragaan. Kemudian perlu diketahui bahwa Kuningan sekarang masuk menjadi nominasi Ibu Kota Pemuda OKI (Organisai Konferensi Islam) tingkat dunia dan nominasinya ada empat kota,” ucap mantan Kabag Kesra itu.
Diterangkan, kehadiran Asdep untuk melihat dari dekat bagaimana kesiapan untuk menjadi Ibu Kota Pemuda OKI. Karena akan dihadiri oleh 56 negara.
Indikator Kuningan masuk kategori karena keberadaan gedung naskah Perundingan Linggarjati. Gedung naskah dikenal luas di dunia.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Kuningan Drs Ade Priatna MSi mengaku, kegiatan multi even memang hasil kerjasama dengan karang taruna. Dipilihnya bola voli karena olahraga ini sudah memasyarakat selain sepakbola.
“Kami akan terus berupaya agar partisipasi olahraga meningkat. Memang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat harus “dipaksa”,” ucap Ade. (agus)