KUNINGAN (Mass) – Salah seorang pakar Geothermal dari Universitas Indonesia (UI) Dr Eng Yunus Daud Dipl.geoth.eng.tech MSc menyatakan, Indonesia merupakan Negara penghasil energi Geothermal terbesar dunia. Pernyataan itu disampaikan pakar Geothermal UI Yunus Daud usai memberikan sosialisasi terhadap masyarakat Kuningan, terkait pemanfaatan potensi panas bumi yang ada di wilayah Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan.
Selain pakar dari UI, tampil sebagai narasumber lainnya yakni Ir Yunus Saefulhak MM MT (Ditjen EBTKE), Dr Havids Nazif ST SH MM (Kasubdit Penyiapan Program Panas Bumi), Yuano Resky ST (Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi Kementrian ESDM), dan Achmed Shahram Edianto (WWF Indonesia). Bahkan bagi Yunus, khususnya Kabupaten Kuningan yang memiliki potensi energi Geothermal ini tidak semua wilayah di belahan dunia memilikinya.
“Sebab, Indonesia memang negara penghasil Geothermal terbesar dunia. Dimana, negara-negara lain berkeinginan memiliki potensi energi ini seperti di Indonesia, khususnya yang ada di Kuningan,” kata Yunus Daud saat dimintai keterangan pers usai kegiatan sosialisasi, Kamis (20/10).
Dirinya mengaku, berdasarkan pengalaman sekitar 20 tahun lebih, energi geothermal termasuk energi yang bersih, ramah lingkungan, serta bisa diperbaharui. Karena itu, materi yang disampaikan juga dalam kerangka agar energi geothermal ini bisa benar-benar dimanfaatkan secara baik, untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Karena nanti energi yang dimanfaatkan ini untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik. Kalau Kuningan tidak memanfaatkan energi ini, pasti Kuningan harus mencukupi energinya di suplai oleh daerah lain. Kalau Kuningan punya keistimewaan anugrah energi ini bisa memanfaatkannya dengan baik, nanti energinya tidak hanya untuk Kuningan tapi juga untuk bagian-bagian dari Indonesia yang lain,” ungkapnya.
Potensi panas bumi di Kuningan sendiri lanjut Yunus, dari hasil studi terakhir itu setidak-tidaknya ada 110 MW elektrik. Jadi, jumlah itu merupakan potensi yang cukup besar jika dimanfaatkan secara baik bagi kepentingan bersama.
Narasumber lainnya, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Ir Yunus Saefulhak MM MT menuturkan, ada potensi panas bumi di Kuningan sekitar 110 MW yang bisa dikembangkan, dengan 1 MW investasinya bisa mencapai sekitar Rp6 triliun masuk ke Kabupaten Kuningan. Hal itu dipastikan akan memberikan sentra-sentra ekonomi baru.
“Disitulah nanti ada investasi, PAD dan lain-lain, income bagi pemerintah daerah tentunya bagi kesejahteraan rakyat. Tentunya, sosialisasi ini akan terus dilakukan hingga masyarakat ikhlas dan menerima,” katanya.
Menurutnya, karakteristik energi panas bumi merupakan sumber energi bersih, ramah lingkungan, dan sustainable (berkelanjutan). Energi ini juga tidak dapat diekspor, hanya dapat digunakan untuk konsumsi dalam negeri.
“Selain itu, energi ini bebas dari resiko kenaikan (fluktuasi) harga bahan bakar fosil. Lalu tidak tergantung cuaca, supplier, ketersediaan fasilitas pengangkutan dan bongkar muat dalam pasokan bahan bakar, serta tidak memerlukan lahan yang luas,” pungkasnya. (andri)