KUNINGAN (Mass) – Pondok pesantren Husnul Khotimah, akhir pekan kemarin (12/2/2017) Kedatangan artis nasional, Opick. Sang penyanyi religi ini berhasil menghipnotis ribuan santri ponpes tersebut. Kehadiran Opick dan juga group nasyid Justice Voice asal Jogjakarta itu dalam memeriahkan acara penutupan Ajang Remaja Berprestasi (Aresta) XII 2017.
Gubernur Jawa Barat yang diwakili oleh Drs H Rd Iif Hidayat Staf Kantor Kepegawaian Provinsi Jawa Barat, yang menutup Aresta secara resmi. Saat itulah dihibur oleh Opick, penyanyi religi dan group nasyid Justice Voice asal Jogjakarta.
Sebelum menyanyi, Opick menyapa penonton yang sudah memadati area lapangan tempat berlangsungnya konser.
“Kalau saya lahir di Kuningan, saya akan mondok di pesantren ini. Semoga lahir dari tempat ini ulama besar,” ujar Opick yang langsung diamini para santri.
Penampilan Opick di atas panggung ‘hipnotis” ribuan santri dan para peserta Aresta 12 dari berbagai daerah. Penonton ikut hanyut menyanyikan lagu yang dibawakan Opick seperti lagu Cahaya Hati, Bila waktu tlah berakhir dan dea lova.
“Awalnya lagu ini tidak laku, namun setelah didoakan ibu, lagu ini pernah menjadi lagu terbaik seasia, inilah dea lova, berisi kerinduan kepada Rasulullah kepada ibu,” ungkap Opick sesaat sebelum menyanyikan Dea Lova.
Selain konser, Opick melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) juga melakukan penggalangan dana untuk Palestina. Para santri terlihat sangat antusias memberikan sumbangan untuk Palestina. Bahkan Opick sempat heran. “Berbondong-bondong nih masya Allah,” ucapnya.
Terlihat antrian santri yang akan naik panggung untuk menyumbangkan dananya. “Panggung kuat tidak? Tahan dulu, panggung udah goyang nih,” seru Opick.
Di ujung konser, Opick berdoa semoga dari pesantren tersebut lahir ulama besar. “Semoga di tempat ini benar-benar lahir Pemimpin-pemimpin besar, ulama-ulama besar dan pengusaha-pengusaha besar yang semuanya membawa bendera laillahailallah,” doanya.
Ketua Pelaksana Aresta 12, Adib Surya Muhafian, mengungkapkan, Aresta 12 diikuti 571 peserta meliputi kalangan murid SD, SMP, dan SMA sederajat dari 107 sekolah yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Adib Surya menyebutkan Aresta 12 diisi dengan 10 cabang lomba dan seminar. Terdiri atas lomba da’i cilik tingkat sekolah dasar, Musabaqoh Hifdjil Quran tingkat SD dan SMP, Story Telling (bercerita menggunakan bahasa inggris) tingkat SMP. Lomba cepat tepat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tingkat SMP, fotografi tingkat SMA sederajat, short movie (film pendek) tingkat SMA, kaligrafi tingkat SMA, khitobbah (memberikan wawasan keislaman menggunakan bahasa arab) tingkat SMA, dan lomba debat bahasa Indonesia tingkat SMA. (deden)