SUBANG (MASS) – Jika berkunjung ke daerah Subang, Cilebak, atau Selajambe, jangan lupa bawa oleh-oleh tradisional. Salah satunya adalah wajit Subang yang sudah terkenal seantero Kuningan. Kali ini, kuninganmass.com berkunjung ke salah satu pembuat oleh-oleh tersebut, yang berada di Dusun Cirahayu Desa Subang Kecamatan Subang, Bu Diah Rodiah.
Diah Rodiah mengaku sudah menggeluti usahanya selama 17 tahun, bahkan bukan hanya wajit, dirinya juga memproduksi sale, saroja, simpring dan sariak layung.
“Sekarang mah merkna angge KWT (kelompok wanita tani),” cerita bu Diah pada kuninganmass.com, Kamis (8/11/2019).
Saat kuninganmass.com bertanya apa yang berbeda dari makanan tradisional lainnya.
“Wajitnya khas Subang pisan pokoknamah, bungkusnya tetep daun jagung, bentuknya juga gak berobah,” papar bu Diah.
Meski begitu, rasa wajit bu Diah sangat variatif. Ada rasa original, rasa vanilla, dan rasa durian. Kesemuanya begitu pas di lidah, tidak terlalu manis dan tidak terlalu lembek. Bungkus kulit jagung juga berpengaruh pada rasa dan memberi aroma khas.
“Bahan utama mah, tetep ketan sareng kacang ijo,” ujar bu Diah dengan bahasa Sunda.
Untuk pembuatan wajit sendiri, hanya dibutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk memproduksi sekitar 3 kilogram ketan.
“Kalo bikin sale, lumayan. Dari pisang koyut diproses sampe bisa digoreng tuh ya sekitar 10 hari,” imbuhnya.
Saat dilokasi, portal berita ini diperbolehkan untuk melihat langsung proses pembuatan makanan khas Subang tersebut, bu Diah dalam produksinya ternyata tidak sendiri.
“Kalo ketahanan juga lama di sale a, bisa 6 bulanan. Kalo wajit mah kan 2 bulanan tahan,” ujarnya dengan nada bersemangat.
Dari cerita bu Diah, dirinya sering menerima pesanan melalui sambungan seluler di +62 823-2127-7451, dikirim melalui biro jasa pengiriman.
“Ya masih ngisi juga di toko oleh-oleh sekitaran Kuningan, tapi lewat online juga bisa,” ujar bu Diah mengakhiri ceritanya. (eki)