KUNINGAN (MASS) – Belakangan ini kita dikejutkan oleh kasus keracunan massal yang menimpa 200 siswa dalam program Makanan Bergizi Gratis dari total 3 juta anak yang menjadi sasaran program tersebut. Meskipun persentase kejadian ini mungkin terlihat kecil, pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah nyawa manusia terutama anak-anak hanya bernilai sebagai data statistik belaka.
Manusia Bukan Sekadar Angka
Setiap angka dalam laporan statistik mewakili seorang manusia dengan kisah harapan dan keluarga yang mencintainya. Ketika 200 anak keracunan yang terdampak bukan hanya mereka tetapi juga ratusan orang tua yang khawatir guru yang panik dan masyarakat yang kehilangan kepercayaan. Mengatakan hanya 200 kebawah dari 3 juta anak sama saja dengan mengabaikan tangisan seorang ibu yang anaknya dirawat di rumah sakit atau seorang siswa yang trauma akibat kejadian ini.
Kegagalan Sistem yang Dianggap Sukses
Pemerintah mungkin membanggakan program MBG karena telah menjangkau 3 juta anak tetapi kesuksesan semu ini berbayar mahal jika mengorbankan keselamatan peserta. Seharusnya tidak ada toleransi untuk keracunan massal sekecil apa pun persentasenya. Jika sistem pengawasan makanan tidak ketat atau jika ada kelalaian dalam distribusi maka program ini gagal dalam aspek terpenting keamanan.
Prioritaskan Keamanan Bukan Hasil
Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya nyawa manusia dianggap remeh ketika dikemas dalam presentasi angka yang tidak signifikan. Padahal standar pelayanan publik harusnya zero incident terutama ketika menyangkut anak-anak. Alih-alih berpuas diri karena hanya sedikit yang keracunan pemerintah harus:
1. Menyelidiki penyebab keracunan secara transparan.
2. Memperketat pengawasan kualitas makanan dalam program MBG.
3. Meminta maaf dan bertanggung jawab kepada korban bukan bersembunyi di balik statistik.
Nilai Nyawa Tak Terukur
Statistik berguna untuk evaluasi tetapi tidak boleh menjadi tameng untuk mengabaikan penderitaan nyata. Jika satu nyawa saja hilang karena kelalaian itu sudah kegagalan besar apalagi kurang dari 200 dari 3 juta anak. Kemanusiaan harus selalu di atas angka. Program bantuan seperti MBG harus berprinsip Tidak ada anak yang boleh sakit demi sebuah kebijakan. Jangan biarkan korban hanya menjadi catatan kaki dalam laporan tahunan. Setiap nyawa berharga dan itu bukan sekadar data.
Oleh: Fillah A,Faisal Z (Kader IMM Kabupaten Kuningan)