KUNINGAN (MASS) – Kedai kopi di Kuningan sudah sangat banyak. Kedai-kedai berinovasi dari mulai rasa, packaging, pelayanan, juga design interior maupun eksterior, serta konsep yang akan diberikan pada pelanggan.
Namun, hal berbeda disuguhkan Luki. Lelaki asal Bandorasa yang membangun kedai dengan menu utama berupa teh.
Nama tempatnya adalah Titik Teh, tepat di Bandorasa Area, Cilimus, Kuningan.
“Jadi teh itu ada 4 jenis dari satu varian yang sama, camelia sinentis. Ada White tea, black tea, green tea, dan ulon,” jelasnya pada kuninganmass.com beberapa waktu lalu.
Kedai yang menyajikan teh single origin ini, mungkin satu-satunya yang terbesar di wilayah 3. Apalagi, kedai banyaknya bergerak di bidang kopi.
” Kita juga sediakan kopi, minuman kekinian dan makanan ringan,” tuturnya lebih lanjut.
Pemilik tempat yang baru buka pada awal Februari tersebut, mengaku memang awalnya terinspirasi untuk membuka kedai kopi. Namun dalam perjalanannya akhirnya melabuhkan pilihan pada teh.
Bahkan, Luki mengaku belajar teah pada tahun 2019 di Jakarta, sebelum akhirnya memberanikan diri buka di Kuningan.
“Teh itu sangat unik. Bahkan, teh Indonesia itu ternyata yang dikirim ke kerajaan Inggris,” ungkapnya dengan nada yang sedikit khawatir, karena banyak orang Indonesia yang tak tahu hal tersebut.
Teh sendiri, dijelaskan Luki sebagai minuman bangsawan. Karena sebenarnya, di kerjaan Inggris misalnya, atau di Jepang dan Cina, bahkan Turki, Teh merupakan minuman yang istimewa.
Titik teh sendiri cukup istimewa. Selain karena filosofinya tentang teh, sosialisasi dan edukasi. Titik teh juga memiliki tempat yang unik.
Ornamen modern minimalis menjadi bangunan utama dimana para pembuat makanan dan minuman berada. Cocok juga untuk meeting kelompok kecil. Bahkan di lantai dua, cocok juga untuk kumpul kelompuk besar.
Bagian luarnya, terdapat gazebo-gazebo dengan garden yang menarik. Ada juga kolam-kolam ikan, serta temoat berteduh dengan sentuhan modern dan eksotis. (eki)
