KUNINGAN (MASS) – Untuk kesekian kalinya, pelayanan kesehatan masyarakat dikeluhkan. Kali ini, yang mengeluh adalah Sri, perempuan usia hampir 60 tahun asal Kuningan, tepatnya 59 tahun.
Sri, pada kuninganmass.com mengaku hampir tak mau divaksin, setelah pada Senin (28/6/2021) pagi, datang ke Puskesmas Lamepayung Jl Aruji, Kuningan.
“Mun sami lalaki mah da, euh,” ujarnya mengepal tangan gregetan setelah kejadian.
Diceritakannya, pada Sabtu dirinya diberi tahu RT, agar lansia ikut vaksin yang diselenggarakan pada peringatan Bhayangkara.
Sri, yang biasa berobat di Puskesmas Sukamulya Cigugur pun, diarahkan ke Lamepayung sesuai domisili. Tapi, pada Sabtu itu, meski datang lewat sedikit dari jam 8, dirinya sudah kehabisan antrian (200), dan disuruh kembali Senin.
Saat Senin itulah, meski datang sekitar jam 7.30-an, antrian sudah 180-an dan hampir habis. Sayangnya, dirinya baru diberi tahu lagi kalau hari itu, vaksin hanya untuk gelomvang yang kedua kali.
Awalnya, ketidakjelasan itulah yang disayangkannya. Dan, dirinya mengaku bukan cuman dirinya saja yang mengalami itu.
Lebih lanjut, Sri mengaku sebenarnya tidak masalah jika ternyata kembali gagal atau tertunda. Meski tentu saja, ongkos bulak-baliknya jadi double.
“Judesna eta,” sebutnya menitikberatkan keluhannya.
Bahkan, saat dikuatkan pengantarnya, Sri merasa seolah ‘dikasari’, seperti nada tinggi dan lainnya. Dirinya hanya mengeluhkan, pelayanan publik yang dianggap ‘tidak ramah’. (
Terpisahn, Kepala Puskemas Lamepayung Hj Liya Rocmalia SKM MM Kes, yang dikonfirmasi masalah ini mengjawab, keluhan itu hanya sebelah pihak.
“Kebetulan untuk kegiatan di Gor Ewangga, pemberian vaksinasi sampai sampai 330, untuk kegiatan hari Sabtu di gor panitianya dari polsek dan polres, puskesmas hanya pslaksana tekhnis vaksinasi, jadi untuk pendaftaran dan registrasi serta penggerakan dan pengerahan sasaran dari polsek,” jelasnya.
Diterangkan, yang tidak terlayani di Ewangga, pihaknya tidak mengarahkan untuk dayang ke puskemas pada hari Senin karena hari senin sudah punya jadwal pemberian vaksinasi untuk guru dan lansia dosis ke dua.
“Sekali lagi kami tidak mengarahkan, silahkan konfirmasi ke Polres,” ujarnya lagi.
Menganai pegawai puskesmas yang dirasakan judes oleh orang yang bersangkutan mungkin harus dikompirmasi ke pegawainya karena kebetulan pasien dan sasaran yang datang ke puskesmas membludak.
Sehingga pihaknya harus menjelaskan secara berulang ulang karena banyak pasen yg masuk ke dalam gedung terlalu banyak. Sedangkan puskesmas harus menerapkan sosial diatancing dan protokol kesehatan.
“Mungkin ada nada suara yang tidak enak karena kami sebagai petugas juga sebagai manusia biasa yang ada batas kesabaran rasa cape dan stress menghadapi pandemi covid ini.” sebutnya.
Karena selain vaksinasi, pelayanan kes, tracking, kunjungan pasen, program dll yang harus jalan. Sedangkan keterbatasan SDMM yang tetbatas.
“Belum lagi menghadapi pasien yang susah di beri penjelasan. Mungkin wajar kalau dirasakan judes atau tidak enak,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya dari jajaran Puskesmas Lamepayung dengan kerendahan hati yang sangat dalam mohon maap apabila pelayanan kurang maksimal dan tidak bisa memuaskan semua orang.
“Tapi bukan niat kami untuk itu. Semua karena kami hanya manusia biasa yg tidak luput dari kekutangan dan jauh dari kesempurnaan,” ucapnya.(eki/agus)