Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah mempertemukan kita di hari yang agung ini, hari yang penuh keberkahan, hari yang mengingatkan kita pada kisah pengorbanan terbesar sepanjang sejarah manusia: pengorbanan Nabi Ibrahim A’laihi Salam dan Nabi Ismail ‘Alaihi Salam.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Waliilahil Hamd
Marilah kita senantiasa bersyukur dan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Sunhannahu Wata’ala, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Kita masih diberi nikmat iman dan Islam, kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan berbagai ibadah kepada Allah Subhannahu Wata’ala, termasuk melaksanakan sholat Idul Adha pada pagi hari ini.
Kemudian shalawat serta salam, kita haturkan ke pangkuan baginda Nabi Besar Muhammad Rasul Allah Shallallahu A’laihi Wasalam, seorang manusia mulia dan nabi terakhir yang dipilih Allah Ta’ala untuk menjadi teladan (uswah) bagi seluruh umat manusia sepanjang masa.
Pada pagi hari ini, kaum Muslimin yang menunaikan ibadah haji sebagai tamu Allah Subhannahu Wata’ala, dhuyufurrahman, telah berkumpul melaksanakan wuquf di ‘Arafah dan sedang berada di Mina untuk melaksanakan Jumratul ‘Aqabah.
Mereka dengan pakaian ihramnya, berasal dari berbagai belahan dunia. Mereka datang dengan latar belakang bangsa, ras, warna kulit, budaya dan strata sosial yang berbeda satu sama lain.
Namun, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi panggilan Allah menjadi tamu-Nya dan bertauhid meng-Esakan Allah Subhannahu Wata’ala semata.
Bagi kaum Muslimin yang tahun ini tidak menunaikan ibadah haji, atau belum diberi kemampuan menjadi tamu Allah Subhannahu Wata’ala, kita melaksanakan sholat Idul Adha dan ibadah qurban, di manapun mereka berada.
Ibadah qurban merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Ibadah ini memiliki pondasi kuat dan memiliki akar sejarah panjang dalam tradisi rasul-rasul terdahulu.
Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim Alaihi Salam terhadap putranya Nabi Ismail Alaihi Salam merupakan dasar bagi adanya ibadah qurban.
Nabi Ibrahim dengan penuh iman dan keikhlasan bersedia untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail hanya semata-mata untuk memenuhi perintah Allah Subhannahu Wata’ala.
Peristiwa yang mengharukan ini, dilukiskan dengan indah oleh Allah dalam Alquran surat as-Shaffat ayat 102:
“Tatkala anak itu sampai umurnya dan sanggup berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu. la menjawab, wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Ini adalah ujian ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Dikemudian hari, pengorbanan ini menjadi anjuran bagi umat Islam untuk menyembelih hewan qurban, setiap 10 Dzulhijjah dan pada hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Namun Hari Raya Idul Adha bukan sekadar untuk merayakan penyembelihan hewan qurban, tetapi untuk merenungkan sebuah pelajaran besar: bahwa dalam menjalani hidup dan kehidupan adalah pengorbanan, dan kemuliaan hanya diraih melalui keikhlasan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah Subhannahu Wata’ala.
Qurban adalah simbol pengabdian total, kesanggupan untuk menyingkirkan ego dan hawa nafsu, serta kesediaan mengorbankan apa yang paling kita cintai demi ketaatan kepada Allah.
Inilah yang dicontohkan Nabi Ibrahim ketika diperintahkan untuk mengorbankan putra kesayangannya, Nabi Ismail.
Dalam ketaatan mutlak, keduanya menjawab perintah Allah tanpa ragu, hingga Allah menggantinya dengan sembelihan besar sebagai penghormatan atas keikhlasan mereka.
Kisah ini bukan sekadar dongeng masa lampau. Ia adalah warisan abadi yang terus hidup di tengah umat ini, bahkan hingga akhir zaman. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” (QS. Ash-Shaffat: 108-109)
Spirit pengorbanan ini terus hidup, diwarisi oleh para pejuang kebenaran di berbagai zaman dan tempat. Dan hari ini, kita menyaksikan dengan mata kepala sendiri—bagaimana semangat itu menyala di bumi Palestina!
Betapa kerasnya cobaan hidup dan kehidupan yang mereka hadapi: rumah mereka dihancurkan, tanah mereka dirampas, keluarga mereka dibunuh, dan masjid-masjid mereka dihancurkan. Namun, apakah mereka menyerah? Tidak!
Mereka justru semakin kuat. Anak-anak mereka tetap menghafal Al-Qur’an, para pemuda mereka tetap menjaga Masjid Al-Aqsha, dan para ibu mereka tetap mendidik generasi jihad. Karena mereka mengetahui – memahami bahwa : kemuliaan hanya lahir dari pengorbanan.
Mereka adalah pewaris sejati semangat Nabi Ibrahim dan Ismail.
Mereka mengerti bahwa mempertahankan tanah suci bukan hanya persoalan politik, tetapi menyoal ketangguhan iman. Mereka faham bahwa kehormatan umat Islam hanya akan terjaga jika senantiasa ada muslimin yang rela berkorban.
Seorang Rabbi Yahudi jujur, Dov Weiss, bahkan pernah berkata:
“Iman Muslim-Muslim di Gaza, di tengah pengepungan dan pengeboman, sering mengingatkan saya pada siapa kami dahulu, sebelum kekuasaan merusak ingatan kami.”
Palestina telah mengajarkan kepada kita apa arti pengorbanan yang sejati Lillahi Ta’ala.
Mereka telah menunjukkan bahwa semangat qurban bukanlah sekadar menyembelih hewan, tetapi menyembelih ego, menyembelih rasa takut, menyembelih cinta dunia dan lupa akhirat serta mempersembahkan diri sepenuhnya untuk Allah Subhannahu Wata’ala
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Di momen Idul Adha ini, mari kita kobarkan kembali semangat pengorbanan dalam diri kita. Jangan biarkan diri kita menjadi lemah, apatis, dan tenggelam dalam kenyamanan dunia yang bersifat fana.
Ingatlah, umat yang besar adalah umat yang mau berkorban, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk kebaikan umat, untuk menegakkan keadilan, dan menjaga amanah Allah di muka bumi.
Mari kita perbaiki niat, kuatkan tekad, dan tumbuhkan rasa peduli terhadap sesama. Mulai dari hal kecil: membantu saudara yang kesulitan, peduli terhadap tetangga, mengulurkan tangan bagi yang membutuhkan, dan mendukung perjuangan umat Islam di berbagai penjuru dunia, terutama di Palestina, Suriah, Yaman, dan wilayah-wilayah yang sedang terdzalimi.
Semangat pengorbanan bukan hanya pada momentum Idul Adha, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Kita harus belajar dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam yang rela mengorbankan anak tercintanya, Nabi Ismail Alaihi Salam yang ikhlas menerima perintah Allah, dan kita juga harus belajar dari saudara-saudara kita di Palestina yang mengajarkan kepada dunia arti pengorbanan dan keteguhan iman.
Mereka tegak berdiri di bumi Palestina dengan sebersih bersih tauhid, seteguh teguhnya iman, sepandai pandai syiasah dan seluas luas ilmu dan pengetahuan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…
Di tengah berbagai ujian dan tantangan yang kita hadapi sebagai umat, marilah kita jadikan Idul Adha sebagai titik tolak untuk memperbaiki diri, mempererat persaudaraan, memperkuat solidaritas, membuang karakter angkuh, sombong dan kembali menyadari pentingnya meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhannahu Wata’ala.
Mari kita kobarkan semangat berkorban dalam kehidupan kita, dalam bentuk apapun: harta, tenaga, waktu, bahkan nyawa jika diperlukan, demi menegakkan kebenaran, keadilan dan meraih ridha Allah Subhannahu Wata’ala.
Marilah kita berdoa ; semoga bangsa Indonesia mendapatkan perlindungan Allah Subhannahu Wata’ala, apabila ada segala macam bentuk Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan, baik dari dalam dan dari luar bangsa Indonesia.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd.
KUNINGAN (MASS) – Momentum Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban menjadi sarana untuk menapaktilasi dan meneladani perjalanan keluarga Nabi Ibrahim AS. Banyak pelajaran yang...
KUNINGAN (MASS) – Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS) Kabupaten Kuningan menggelar program “Kurban Berkah BAZNAS” tahun 2024 di Desa Lebaksiuh Kecamatan Ciawigebang, Selasa...
KUNINGAN (MASS) – Momen Idul Adha terkadang kita hanya terfokuskan pada ceremonial sholat i’ed dan pemotongan hewan kurban semata. Pada tulisan kali ini saya...
KUNINGAN (MASS) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan, Wawan Setiawan mengimbau, panitia kurban tidak menggunakan kantong plastik dalam pembagian hewan kurban pada...
KUNINGAN (MASS) – DPC PPP Kuningan memilih hari akhir masa Tasyrik Idul Adha untuk memotong hewan kurban yakni pada hari Senin, 13 Dzulhijjah bertepatan...
KUNINGAN (MASS) – Kurban merupakan ibadah umat Islam yang dilakukan hanya sekali dalam setahun. Untuk memberikan pembelajaran mengenai ibadah kurban, SDIP Baitussalam rutin melaksanakan...
KUNINGAN (MASS) – Ponpes Husnul Khotimah kembali melaksanakan pemotongan hewan kurban. Kali ini jumlahnya lebih banyak, mencapai 300 ekor kambing dan 30 ekor sapi....
KUNINGAN (MASS) – Bagi kalangan peternak sapi, nama H Iba Badri sudah tidak asing. Ia adalah seorang pengusaha penggemukan sapi yang berlokasi di Kelurahan...