SUBANG (MASS) – Berdirinya Monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) yang terletak di Rengganis, sekitar lapangan sepak bola Desa Subang Kecamatan Subang merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah. Konon, dibangunnya Monumen MBKD di suatu daerah, merupakan bukti bahwa daerah tersebut merupakan medan perjuangan para pahlawan melawan penjajahan.
“Bukti kalau wilayah ini pernah dipakai perjuangan,” ujar K. Alimudin, salah satu sesepuh di Desa Subang, Minggu (1/12/2019) malam.
Menurut lelaki yang lahir sebelum hari Proklamasi tersebut, monumen MBKD tersebut dibangun setelah situasi tenang pada sekitar tahun 1987.
“Malahan dulu, setelah Subang ini pernah jadi lautan api demi mempertahankan kemerdekaan. Pernah juga kita ada sejarah dijatuhi bom dari langit (pesawat). Ini yang banyak orang tidak tahu,” papar pak Kyai sepuh tersebut.
Disebutkan pak Kyai, dulu pembakaran dilakukan anak muda Subang dengan dipimpin oleh H O Iskandar sebagai bentuk perlawanan pada penjajah.
Dalam monumen tersebut, terdapat kalimat “Kebo Mulih Pakandangan Si Bule Jingjit Ka Pangguyangan”, menurut Kyai Ali, hal tersebut merupakan semangat dan harapan mengusir penjajah.
“Kebo dianggap sebagai penjajah, mulih itu pulang, Pakandangan ya asalnya. Jadi bukti bahwa kita sama-sama ngusir mereka,” cerita Kyai sepuh tersebut dengan tertawa-tawa.
Monumen MBKD sendiri saat ini masih terbilang ikonik. Satu dua pengunjung sering memilih tempat tersebut untuk berfoto. Sayangnya, saat ini monumen tersebut kondisinya mulai tidak baik. Banyak cat yang sudah mulai luntur dan kondisi sekitar monumen mulai penuh rumput. (eki)