Connect with us

Hi, what are you looking for?

Asep Z Fauzi

Netizen Mass

Mistis dan Bisnis di Gunung Ciremai

KUNINGAN (MASS) – Tidak bermaksud melakukan mistifikasi, di balik megahnya Gunung Ciremai yang tinggi menjulang hingga pucuknya mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut, ada banyak cerita rakyat yang diwariskan turun temurun. Gunung yang kerap disebut atapnya Jawa Barat itu memang menyimpan banyak cerita mistis. Ada saja cerita para pendaki yang pernah mengalami pengalaman mistis, mulai dari penampakan makhluk astral hingga tetiba keluar jalur dan tersesat. Maka demi keselamatan, pemangku kebijakan sampai aktivis lingkungan memandang perlu menyusun sejumlah norma selama pendakian. Mulai dari hal yang menyangkut aspek keamanan, ketertiban, kebersihan, sejak keberangkatan sampai kepulangan.

Dikutip dari berbagai sumber, cerita mistis yang sering terdengar diantaranya tentang sosok Nini Pelet yang keberadaannya sering dikaitkan dengan sosok harimau bermata satu sebagai tunggangannya. Konon, wanita tua ahli sihir inilah yang merebut kitab “Mantra Asmara” karangan Ki Buyut Mangun Tapa, seorang tokoh masyhur penyebar agama Islam asal Baregbeg Ciamis. Saking masyhurnya, jejak perjuangannya terus dikenang melalui tradisi Nadran. Dalam kitab Mantra Asmara ada salah satu ajian yang cukup terkenal, ilmu Jaran Goyang. Menurut kaum ‘adikodrati’ ilmu ini sering digunakan untuk memikat hati lawan jenis. Mungkin inilah yang membuat Nini Pelet kepincut merebut kitab Mantra Asmara.

Selain kisah Nini Pelet, ada juga cerita tentang sosok Nyi Linggi. Di kalangan warga, ia dikenal sebagai sosok perempuan yang pernah melakukan tapa brata demi mengejar proyek ambisius, mendapatkan kesaktian. Sayang misinya gagal hingga akhirnya meninggal. Tidak berselang lama, dua ekor macan tutul yang selalu setia mendampingnya menghilang. Banyak masyarakat yang percaya arwah Nyi Linggi hingga kini masih bersemayam di sekitar lokasi pertapaannya, Batu Lingga.

Sebelumnya, Batu Lingga kerap dijadikan titik kumpulnya para wali. Di gunung yang awalnya disebut gunung gede itu Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Djati bersama Walisongo pernah bermusyawarah untuk membahas misi mulia, menyebarkan Agama Islam di Jawa Barat, khususnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Kini, Batu Lingga dijadikan pos pendakian jalur Linggarjati. Para pendaki tentu tidak asing dengan dengan Pos Batu Lingga yang berada di ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut.

Di luar itu, Gunung Ciremai berperan sebagai pusat ekologi yang manfaatnya dirasakan warga Jawa Barat, khususnya daerah yang ada di sekitarnya seperti Kabupaten Kuningan. Gunung Ciremai, selain menawarkan pemandangan yang eksotik, juga menyediakan beragam habitat untuk mengembangkan dan menjaga ekosistem. Ia juga memiliki peran penting sebagai tempat resapan air karena mampu menampung air hujan dalam jumlah besar lalu menyimpannya. Air yang tersimpan kemudian secara bertahap mengalir melalui mata air atau sumber air alami. Berdasarkan ketinggian dan kemiringan serta karakteristik dan komposisi tanahnya, Gunung Ciremai bahkan diyakini dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim lokal.

Namun karena pemandangannya yang eksotik serta potensi alamnya yang luar biasa, Gunung Ciremai telah mencuri perhatian sejumlah orang yang gemar berinvestasi. Tidak sedikit di antara mereka tergiur membangun kerajaan bisnis. Wajar karena di Gunung Ciremai ada potensi cuan yang nilainya tak terhingga. Dengan modal berlebih, mereka dapat mengembangkan bisninya melalui berbagai cara, seperti mendirikan destinasi wisata alam, kuliner, penginapan, petualangan, hingga pemanfaatan sumber daya alam lainnya. Salahkah? Tentu tidak. Bukankah Allah SWT memerintahkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang diberikan sebagai amanah dan anugerah?

Hal yang perlu dihindari adalah meraup keuntungan besar namun mengabaikan aspek kesinambungan ekologis hingga mengancam kelestarian hutan dan keseimbangan alam. Karena itu, pemanfaatan sumber daya alam di lereng-lereng Ciremai harus dilakukan secara bijaksana, tidak berlebihan, serta lebih mengedepankan aspek kepentingan umum (maslahah al-ummah). Jika sebaliknya, maka dalam jangka waktu tertentu hal ini dapat memicu terjadinya bencana alam, seperti longsor, erosi, banjir, dan gempa bumi. Bencana yang paling ditakutkan tentu saja keluarnya isi perut Gunung Ciremai secara dahsyat seperti yang terjadi pada tahun 1772 dan 1937. Na’dzubillah!

Cerita mistis dan praktik bisnis di kawasan Gunung Ciremai mungkin akan menjadi kisah yang terus berkelindan. Turun-temurun selagi ada manusia di sekitarnya. Kisah yang sulit dicarikan garis finsihnya karena bukan drama, film atau sinetron. Namun dari catatan singkat dan sederhana ini mari kita lakukan instrospeksi melalui proses refleksi, paling tidak untuk memahami perasaan, pikiran, dan perilaku kita sendiri. Ada baiknya kita dorong Gunung Ciremai sebagai titik temu dan simbol pemersatu dari beragam kepentingan umat manusia. Belajarlah dari cerita gagalnya proyek ambisius Nyi Linggi yang ingin mendapatkan kesaktian di Gunung Ciremai. Contohlah jejak Walisongo yang menjadikan Gunung Ciremai sebagai ruang diskursus menyusun konsep tentang cara membenahi spiritualitas dan akhlak manusia.

Terlepas benar tidaknya cerita mistis, faktanya memang ada praktik bisnis di Gunung Ciremai. Di balik itu, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil. Antara lain tentang pentingnya menghormati nilai spiritualitas, menjaga kelestarian hutan, serta menghayati nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Cerita mistis di Gunung Ciremai bisa jadi pengingat akan dahsyatnya kekuatan alam. Praktik bisnis di Gunung Ciremai bisa jadi pertanda bahwa ada potensi luar biasa yang dapat dikembangkan. Maka siapapun yang menikmatinya fadlu ‘ain menjaga keseimbangan alam agar tetap lestari. Jauh di atas kekuatan alam tentu saja ada kekuatan Sang Maha Kuat. Dialah Sang Kholik yang menciptakan alam semesta termasuk Gunung Ciremai beserta segala isinya.

Dalam situasi Gunung Ciremai saat ini yang kerap dilanda musibah longsor, kita tidak boleh berdiam diri dan berpangku tangan. Segera bertukar ilmu dan pengalaman. Gelar forum-forum dialog untuk evaluasi dan proyeksi. Semuanya harus ambil peran, gotong royong menjaga dan merawat Gunung Ciremai agar tetap sehat dan kuat. Kita kedepankan kaidah ushul fiqh “menghindari kerugiaan (madlorot) harus didahulukan dari pada mengambil keuntungan (mashlahat)”. Akhirul kalam, jika tidak mampu merawat setidaknya tidak merusak!

Oleh: Asep Z. Fauzi*)

*) Alumni Program MPAI UNISA Kuningan

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Wisata

KUNINGAN (MASS) – Kawasan wisata di kaki Gunung Ciremai masih jadi magnet pengunjung selama libur Natal dan tahun baru ini. Bahkan, satu tempat wisata...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Di tengah riuh rendah transformasi digital dunia pendidikan, Forum Komunikasi Diniyyah Takmiliyah (FKDT) Kuningan terus berupaya menjaga akar spiritualitas generasinya. Hal...

Politik

KUNINGAN (MASS) – H Udin Kusnedi terpilih kembali untuk memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Kuningan selama periode 2026-2030. Keputusan...

Politik

KUNINGAN (MASS) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuningan melakukan sidak ke kawasan wisata Arunika, tepatnya di kawasan yang dicanangkan sebagai arboretum....

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya tunagrahita, bukan sekadar transfer ilmu pengetahuan, melainkan sebuah proses internalisasi nilai kemandirian yang kompleks....

Sosial Budaya

KUNINGAN (MASS) – Dalam upaya konsisten mendukung kelestarian hutan Gunung Ciremai, Paguyuban Kelompok Tani Hutan (KTH) Silihwangi Majakuning kembali melanjutkan kegiatan penanaman pohon. Kegiatan...

Bisnis

KUNINGAN (MASS) – Dibeli dan direnovasi untuk pasien covid-19 hingga menelan anggaran sekitar Rp 9,5 Milyar, gedung eks Rumah Sakit Citra Ibu (RSCI) yang ada...

Insiden

KUNINGAN (MASS) – Selain menangani kebakaran, UPT Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten Kuningan juga menangani berbagai kasus penyelamatan lainnya, termasuk evakuasi hewan berbahaya. Pada...

Desa

LURAGUNG (MASS) – Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Desa Gunungkarung, Kecamatan Luragung, saat ini tengah berlangsung. Proyek yang telah berjalan selama satu...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Kodim 0615/Kuningan menggelar kegiatan penanaman pohon di Bumi Perkemahan (Buper) Lamping Kidang, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kamis (11/12/2025). Kegiatan ini merupakan...

Insiden

KUNINGAN (MASS) – Upaya pencarian terhadap korban siswa SMP yang hanyut di aliran sungai Cisanggarung, Desa Benda, Kecamatan Luragung terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan...

Insiden

KUNINGAN (MASS) – Gio siswa kelas VIII SMPN 3 Ciawigebang, warga Desa Kramatmulya, Kecamatan Ciawigebang dilaporkan tenggelam di Sungai Cisanggarung, Desa Benda, Kecamatan Luragung,...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Anak buah Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Menhut RI) Raja Juli Antoni, justru terlihat dalam aksi unjuk rasa ke Balai Taman Nasional...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Sejumlah massa aksi melakukan unjuk rasa di depan kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNG) Kabupaten Kuningan, Rabu (10/12/2025) siang. Dalam...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan meraih predikat Akreditasi Baik Sekali. Pencapaian tersebut dituangkan dalam Surat...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) baru saja menggelar kegiatan Government Lecturer Forum (Govlectrum) bertema “Kuningan Economic Growth” melalui...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Polemik terkait pembukaan jalan yang disebut-sebut menyerupai sirkuit serta penggunaan alat berat di kawasan lereng Gunung Ciremai akhirnya dijawab oleh manajemen...

Desa

KUNINGAN (MASS) – Situasi di Balai Desa Benda, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan yang sempat ramai pada Senin (8/12/2025) terkait adanya penyegelan, kini telah kembali...

Olahraga

KUNINGAN (MASS) – Maju ke Liga 4 Nasional, Pesik Kuningan, kini menjadi harapan dan bahan perbincangan publik, terutama pecinta olahraga sepakbola. Saat ini, antusiasme...

Ekonomi

KUNINGAN (MASS) – Menjelang momen libur natal dan tahun baru (Nataru), harga beberapa komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan harga, Senin (12/8/2025). Harga komoditas seperti...

Pemerintahan

KUNINGAN (MASS) – Meski sudah era digital, namun data antar intansi pemerintah masih saja tidak singkron. Masa, kendaraanya sudah hilang, dilaporkan ke polisi dan...

Pendidikan

KUNINGAN (MASS) – Kontestasi pencalonan Ketua Cabang PMII Kuningan di depan mata. Semangat baru regenerasi kepemimpinan di tubuh PMII, tengah bergejolak. Salah satu yang...

Ragam

KUNINGAN (MASS) – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) resmi menutup sementara jalur pendakian via Linggajati mulai 30 Oktober hingga 6 November 2025. Penutupan...

Insiden

KUNINGAN (MASS) – Seorang remaja warga Desa Cibinuang, Kecamatan Kuningan dilaporkan hilang diduga tenggelam di aliran sungai Cisanggarung Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, Selasa (28/10/2025)...

Insiden

KUNINGAN (MASS) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan mengungkapkan bahwa retribusi pendapatan dari pengelolaan sampah sekitar Rp 1 Miliar per tahun. Namun, biaya...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Permasalahan sampah di Kabupaten Kuningan, terutama soal Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) yang overload, cukup memprihatinkan. Merespon masalah sampah, Kepala Dinas...

Exit mobile version