Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Menjelang Kepergian Ramadhan

KUNINGAN (MASS) – Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa Bulan Ramadhan semakin menepi dan sebentar akan pergi meninggalkan kita. Harap dan cemas itulah perasaan yang menggelayuti hati orang-orang yang beriman. Sejatinya orang yang beriman tidak ingin berpisah dengan Ramadhan. Namun, apa dikata, ada pertemuan pasti ada perpisahan. Siap bertemu berarti harus siap berpisah.

Harapan bagi seorang mukmin menjadi sosok yang berjiwa Rabbani, jiwa yang selalu terbimbing oleh Allah SWT untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam yang diwariskan oleh para nabi dan rasul. Jiwa yang selalu merasakan pengawasan-Nya dalam seluruh aktifitas kehidupan.

Menjadi manusia yang berakhlak qurani, yang menjadikan Alquran sebagai pedoman dan kurikulum kehidupan. Jiwa yang mampu menjiwai apa yang dibaca dan ditadabburi dari Alquran selama Ramadhan, berlemah lembut kepada sesama muslim dan bersikap tegas kepada musuh-musuh Islam.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud …” (Q.S. Al-Fath [48]: 29)

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kecemasan bagi mukmin akan amaliyah selama Ramadhan berbuah petaka, yakni kesia-kesiaan tanpa pahala. Selama bulan Ramadhan, merasa belum maksimal dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap amalan ibadah Ramadhan.

Khawatir akan puasanya yang hanya sekadar berbuah lapar dan dahaga. Sebab Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Thabrani).

Khawatir akan qiyamullailnya yang hanya sekadar menghasilkan rasa lelah dan kantuk. Sebab Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak orang yang mengerjakan qiyamullail hanya mendapatkan bergadang dan rasa lelah saja.” (H.R. Ahmad).

Khawatir keluar dari bulan Ramadhan malah tidak diampuni dosa-dosa kita. “Sungguh terhina dan rendah orang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya).” (H.R. Tirmidzi).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tidak disadari, air mata mengalir begitu deras melintasi pipi, dan berlinang meninggalkan sembab. Lantas, menghela nafas sangat dalam penuh makna, begitu cepat waktu berlalu, akankan kesempatan ini terulang pada tahun yang akan datang?

Penulis : H. Imam Nur Suharno dan Hj. Siti Mahmudah
Penulis Buku Kultum Tarbawi Yang Menginspirasi

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Ramadhan, bulan yang senantiasa dirindukan kehadirannya sudah hadir di tengah-tengah kita. Mengapa selalu dirindukan, karena Allah memanjakan hamba-hamba-Nya dengan limpahan pahala...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Pandemi covid 19 belum beranjak hilang, ramadhan selalu datang dengan ketepatan waktu, dimana ummat Islam sedang merindukannya. Pada saat ummat Islam...

Advertisement
Exit mobile version