KUNINGAN (MASS) – Remaja putra yang satu ini bernama Ryan Fathoni Rizq. Di upacara 17 Agustusan lingkup pemda kemarin, Ryan adalah pembentang bendera.
Ryan sendiri merupakan siswa kelas 11 MIPA 3 di SMAN 3 Kuningan. Pada kuninganmass.com, Ryan banyak bercerita soal pengalaman pertamanya jadi pembentang bendera, paskibraka, di tingkat Kabupaten.
“Awalnya ragu-ragu a, bahkan sampe beres kemarin juga masih ngerasa gak percaya aja,” ujarnya bercerita, Rabu (18/8/2021) malam.
Lelaki kelahiran 10 Agustus 2005 itu juga bercerita, akhirnya yakin dan ikut seleksi paskibraka karena dorongan dan support orang tua, sekolah dan teman-temannya di kelas.
“Bangun jam 4 subuh, siap-siap latihan, dianterin ayah. Kalo latihan, biasanya sampe sore,” ujarnya yang kala diwawancarai ditemani sang ayah.
Ryan sendiri merupakan putra dari pasangan Hitsi Selamet Amrullah dan Saw Tresna Septiani. Saw Tresna, merupakan politisi yang kini menduduki gedung parlemen.
Sebelum masuk SMAN 3 Kuningan, Ryan merupakan lulusan TK BPP Mawar I Perumnas Ciporang, lalu SDN IV Kuningan dan pertama kali bertemu paskibra di SMPN 2 Kuningan.
Meski cukup menggeluti paskibra dan hobi berenang, kala ditanya apa cita-citanya, yang disebut ternyata hukum.
Diceritakannya, dirinya lolos menjadi 50 peserta paskibraka setelah seleksi dari sekitar 300 peserta.
Meski yang lolos banyak, karena suasana pandemi, tidak ada pasukan yang banyak.
Hanya pengibar bendera saja 3 orang pagi hari, dan penurunan bendera 3 orang. Beruntung, Ryan adalah salah satu dari 6 orang tersebut.
“Terpilih jadi pengibar bendera, Ryan juga awalnya kaget, dan seneng juga. Apalagi pas pengibaran, kata temen yang di tengah sih, sampe kedengeran nafasnya kenceng,” ujar Ryan sambil tersenyum mengingat.
Anak pertama dari dua bersaudara itu juga menceritakan sebelum tanggal 17 Agustus, ada serangkaian kegiatan yang dilaluinya. Termasuk latihan selama sekitar sebulanan, dan karantina setidaknya 5 harian.
Lelaki yang tingginya 178 cm itu bilang, selama pelatihan dan karantina itu merupakan yang paling dikenangnya. Kebersamaan yang dibangun, sangat dirasakannya.
Apalagi saat karantina, ada beberapa pantangan makannya seperti makanan berminyak, pedes, asem, minuman bersoda. Bahkan, saat dikarantina, barang-barang diperiksa di karantina.
Ryan mengatakan, senang paskibra karena sejak SMP melihat adanya latihan PBB yang dilihatnya keren, dan membuatnya tertarik.
Test untuk paskibraka juga ternyata cukup banyak. Rangkaian itu, diceritakan Ryan agar adik-adik kelas bisa mempersiapkan kalau memang ingin seleksi.
Disebutnya, test yang dilakukan mulai dari fisik, pengetahuan umum, bakat, sampai test gerakan PBB dasar.
“Alhamdulillah, pas kemarin berhasil berjalan lancar,” terangnya. (eki)