KUNINGAN (MASS) – Permasalahan sampah di wilayah perkotaan Kabupaten Kuningan belum teratasi sepenuhnya dengan pelayanan yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup.
Justru semakin kewalahan, karena volumenya semakin bertambah setiap hari. Solusi jitu pun belum ada dan masih jauh panggang dari api.
Kendati belum menemukan formula ampuh dalam penanganannya. Dinas Lingkungan Hidup bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan Hj. Ika Acep Purnama tetap malaksanakan ihtiar supaya timbunan sampah berkurang.
Salah satu upayanya melaksanakan penyadaran kepada masyarakat perkotaan.
Diantaranya Kelurahan Winduhaji, Kuningan dan Cirendang sebagai titik tolaknya. Ketiga kelurahan tersebut, mewakili daerah timur perkotaan, pusat kota dan bagian utara perkotaan.
Bentuk penyadarannya diperkecil dengan mendatangi wilayah rukun warga (RW). Tujuannya langsung bertemu dengan masyarakat secara langsung.
“Kami tetap bekerja silent ke RW – RW di Kelurahan Winduhaji, Kuningan dan Cirendang di masa pandemi covid 19. Bekerja dengan Prokes Kesehatan ketat. Cukup dengan jumlah orang antara sepuluh atau paling banyak dua puluh,” ujar Hj Ika.
Karena wilayahnya diperkecil sehingga bisa menyentuh langsung ibu rumah tangga.
Kenapa ke setiap RW? Kalau hanya sosialisasi di tingkat kelurahan kurang mengena.
Yang ia ingingkan, adanya perubahan perilaku terhadap pengelolaan sampah sampai ke tingkat dasar RT dan RW. Sehingga mereka langsung melaksanakan pemilahan sampah organik dan anorganik.
Masih kata Hj Ika, saat mereka melaksanakan pemilahan maka akan disadari bahwa sampah ada nilai ekonomisnya. Sampah anorganik dapat dijual kembali. Baik langsung ke pengepul maupun ke Bank Sampah.
Dengan demikian, residu dari sampah rumah tangga tinggal yang organiknya saja. Secara otomatis volume timbunannya berkurang.
“Harapannya, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan baik ke sungai maupun ke trotoar hanya untuk diangkut ke TPA,” ujarnya.
Harapan lainnya, masyarakat perkotaan memahami dan menyadari adanya fungsi Bank Sampah sebagai sarana menabung sampah yang peruntukannya bisa apa saja. Seperti bayar PBB, BPJS bahkan umroh sekalipun.
Arif Komara, Direktur Marketing Bank Kuningan mengiyakan perkataan Hj Ika Acep Purnama.
Pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kuningan mengenai Bank Sampah.
Bank Kuningan selaku Perumda mendorong dan memfasilitasi masyarkat dengan Tabungan Bank Sampah.
Diharapkan dari sosialisasi yang sudah dilaksanakan di lima RW Kelurahan WInduhaji dan Kuningan masyarakat membentuk Bank Sampah di RW masing-masing.
“Kami nantinya akan mengeluarkan buku tabungan sampah dari Bank Sampah. Salah satu program unggulan dari tabungan sampah ini yaitu Tabungan Sampah untuk Umroh,” terangnya.
Tabungan sampah ini, kata Arif, bisa untuk bayar PBB, BPJS, emas sesuai nilai yang ditabungkan.
Misalnya Tabungan Unggulan Sampah untuk Umroh. Teknisnya, minimal si penabung sampah nilainya setengah dari baya umroh bisa berangkat.
“Pertanyaannya, bagaimana sisanya? Kita akan membantu pembiayaan keberangkatannya dengan catatan. Si penabung harus melaksanakan kewajiban menabung sampah senilai yang sudah disepekati setelah pulang dari umroh,” terangnya.
Terpisah, Kepala DInas Lingkungan Hidup Kuningan Wawan Setiawan SHut MT menambahkan program pengurangan sampah pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Bank Kuningan untuk Tabungan Bank Sampah.
Selain bekerjasama dengan Bank Kuningan, pihaknya pun tengah melakukan penjajakan dengan Perumda Aneka Usaha atau PDAU Kuningan dalam penanganan sampahnya.
“Untuk saat ini, bank sampah merupakan solusi efektif untuk pengurangan timbunan sampah yang sudah overload,” ucapnya.
“Bersama Ibu Bupati Hj Ika Acep Purnama, kita sudah melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah di delapan desa penerima TPS2 R,” ujarnya.
Mereka juga didorong untuk membangun bank sampah, sehingga daya ekonomis dari sampah itu dapat tergali secara maksimal.
Di wilayah perkotaan pun, DLH mendorong supaya kesadaran menabung sampahnya timbul. (agus)