KUNINGAN (MASS) – Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung sehingga segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun tidak disengaja. Berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya itu bida di sebut dengan tanggungjawab. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan da akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab juga bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti di bebani dengan tanggungjawab. Jika ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihak lain yang memaksa tanggungjawab itu. Tanggungjawab juga dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Pertama dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
Tanggungjawab bisa diartikan sebagai konsekuensi yang harus diterima atau dijalani terhadap apa yang sudah dilakukan atau dijalani. Kita sering mendengar “lepas tanggungjawab” artinya tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan (lempar batu sembunyi tangan). Ada hal penting yang harus dipahami dan dijalankan oleh seorang siswa atau pelajar berkenaan dengan tanggungjawab.
Untuk membangun siswa yang berkarakter tanggungjawab guru membutuhkan waktu yang tidak sebentar, pasalnya guru harus menanamkan karakter integritas tersebut setiap harinya terhadap siswa siswanya agar siswa terbiasa. Diawali dengan hal terkecil setiap harinya sehingga siswa akan terbiasa melakukan segala hal dengan di dasari rasa tanggung jawab yang ada di dalam dirinya, contohnya adalah siswa harus datang ke sekolah sebelum pembelajaran di mulai dengan begitu siswa akan merasa bahwa dia bertanggungjawab akan hal seperti itu dan menjadikan siswa tidak akan terlambat untuk masuk sekolah. Selain datang sebelum pembelajaran di mulai, siswa juga dapat melakukan kegiatan tidak membuang sampah sembarangan, dengan begitu siswa akan memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekitar. Dengan tidak membuang sampah sembarangan siswa tersebut melindungi lingkungan di sekitar sekolah.Lalu cara membangun siswa yang berkarakter tanggungjawab di sekolah adalah mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, dengan begitu siswa akan bertanggungjawab dengan tugas tugasnya di sekolah.
Billy Boen (2009) jika seseorang sudah tau apa keinginannya, semua perilaku dan tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Umumnya, untuk mencapai keinginan tersebut memerlukan integritas dan sebuah tindakan. Seseorang akan melakukan segala sesuatunya secara positif dan konsisten dengan integritas.
Jika siswa tersebut melakukan hal yang sama artinya jika siswa selalu datang dengan tepat waktu dan tidak membuang sampah sembarangan, dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru secara terus menerus atau konsisten maka siswa tersebut telah memiliki sikap yang berintegritas di dalam dirinya sendiri. Dalam membangun karakter berintegritas untuk dapat bertanggung jawab ini guru harus selalu mengawasi siswanya di sekolah agar mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Dengan kegiatan – kegiatan kecil setiap harinya yang di lakukan oleh siswa itu akan membentuk karakter yang bertanggungjawab pada diri siswa di lingkungan sekolah.
Dalam pasal 3 undang undang sistem pendidikan nasional disebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” Sikap tanggungjawab di sekolah juga dapat diartikan setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali. Tapi ternyata banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar. Siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk bertemu, kumpul dengan teman – teman, ngobrol dan lain sebagainya. Sementara sejatinya tugas untuk belajar dan menimba ilmu bukan lagi menjadi pokok. Tapi ini realita dan potret siswa masa kini. Selalu mengingkinkan sesuatu tanpa bersusah payah. Menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.***
Penulis: Karina Amelia
Mahasiswi PGSD Uniku