Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Melawan Islamophobia

KUNINGAN (MASS) – Negeri ini tidak sedang baik-baik saja. Korupsi makin menjadi-jadi. Penguasaan lahan (termasuk hutan) dan SDA makin brutal oleh segelintir pemilik modal. Banyak BUMN yang bangkrut. Banyak proyek insfrastruktur mangkrak bahkan insfrastruktur yang sudah jadi pun ada yang ‘tak berguna’.

Persoalan lainnya, harga kebutuhan pokok masyarakat makin mahal. Harga minyak goreng selangit. Utang luar negeri makin menumpuk. Banyak pengusaha skala kecil dan menengah terpuruk. Banyak terjadi PHK, angka pengangguranpun makin tinggi. Angka kemiskinan juga meningkat.

Anehnya, di tengah segudang masalah yang membelit negeri ini, yang selalu dipersoalkan adalah radikalisme. Seolah-olah permasalahan utama bangsa ini adalah radikalisme. Seolah-olah solusi atas semua keterpurukan ini adalah dengan memberantas radikalisme. Ini sangat tidak nyambung.

Nyanyian radikalisme atau jualan isu radikall-radikul kembali dimainkan. BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Radikalisme), misalnya, baru-baru ini merilis ratusan pesantren yang dituding radikal. BNPT juga berencana melakukan pemetaan terhadap mesjid-mesjid. Lagi-lagi demi mencegah radikalisme.

Jelas dan sangat nyata, isu radikalisme di tengah keterpurukan negeri ini adalah isu politis dan sangat dipaksakan yang korbannya adalah Islam dan kaum Muslim. Buktinya, atas nama perang melawan radikalisme sebagian ajaran Islam dan sejumlah tokoh umat dikriminalisasi.

Kaum muslim jangan sampai terkecoh, isu radikalisme tidak menggambarkan fakta dan peristiwa yang sesungguhnya.

Dengan dalih mencegah radikalisme, berbagai pihak kemudian mengkampanyekan moderasi agama yaitu paham keagamaan yang moderat. Moderat sering dilawankan dengan radikal. Moderat adalah paham keagamaan (Islam) yang sesuai selera Barat; sesuai dengan nilai-nilai Barat yang notabene sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Sebaliknya, radikal adalah paham keagamaan (Islam), yang dilekatkan pada kelompok-kelompok Islam yang anti Barat yakni yang menolak keras sekularisme dan menghendaki penerapan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.

Isu radikalisme sesungguhnya isu global. Isu ini merupakan kelanjutan dari isu terosisme yang telah gagal dalam mencapai tujuan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, untuk melumpuhkan perlawanan umat Islam terhadap penjajahan Barat. Mereka terus mengampanyekan narasi kebencian terhadap Islam atau Islamophobia agar umat Islam semakin jauh dari ajaran Islam yang kaffah melenyapkan Islam hingga dari akar-akarnya.

Kaum Muslim tak boleh kendor. Tak boleh menjadi lemah. Tak boleh takut. Tetap harus berani. Tetap harus kuat, bahkan lebih kuat dalam melakukan perlawanan terhadap rezim anti Islam. Tantu tanpa harus melakukan aksi-aksi kekerasan.

Hendaknya rasa takut kita hanya kepada Allah SWT. Bukan kepada sesama manusia. Inilah yang mendorong generasi salafush-shalih selalu lantang dan menyuarakan kebenaran dan dalam menentang para penguasa zalim.

Rasulullah SAW dan para Sahabat telah mencontohkan keberanian dan sikap teguh menghadapi berbagai tantangan dakwah.
Karena itu janganlah takut kepada makhluk-Nya dengan mendurhakai-Nya. Lawan segala bentuk Islamophobia dengan segala argumentasi yang cerdas, tanpa kekerasan. Sampaikan kebenaran walau pahit. Pasti, Allah menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.

Wallahu’alam bishawab.

Ira Siti Rojanah
(Pegiat Literasi)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version