KUNINGAN (MASS) – Kuningan Institute baru-baru ini merilis surveynya yang dilakukan pada generasi millenial. Khususnya usia 15 sampai 25 tahun.
Survey yang berjudul ‘Membaca Karaker dan Minat Generasi Millenial Kuningan’ itu, dilakukan untuk mengetahui berbagai bidang yang cukup dekat dengan generasi millenial, mulai dari hobi, covid, keterlibatan dalam organisasi kepemudaan, tokoh idola/politik, investasi, sejarah, sampai cara mereka mendapat informasi.
Disebutkan Manajer Riset Hilman Fauzi SH, generasi muda cenderung masih jarang membaca berita. Ada sekitar 63,1% generasi millenial yang mengaku ‘jarang’ membaca berita.
Hilman, dalam hal ini sebagai peneliti, mengaku khawatir. Karena kurangnya membaca berita, tentu sangat rawan terkena hoax. Apalagi, dalam data yang ditampilkan, sekitar 41,8% mengaku, generasi millenial mendapat berita dari medsos. Sisanya baru didapat media online dan cetak.
“Ada data yang sangat menarik yaitu terdapat 63,1% generasi milenial Kuningan yang masih jarang membaca berita. Sehingga mereka akan sangat rawan terkena hoax terkait berita-berita yang selama ini ada. Saya berharap kepada generasi milenial untuk melek terkait pemberitaan yang benar dan mengcroscek setiap pemberitaan,” ungkap Hilman, Sabtu (24/7/2021) malam.
Apalagi, masih dalam rilis hasil survey yang dikeluarkan lembaganya, KI, hanya 23% saja yang menyebut selalu mengecek informasi yang didapat. Sisanya, dengan porsi yang lebih besar, mengaku jarang mengecek dengan angka 33%, dan mengaku mengecek tergantung beritanya sebesar 37,7 % saja.
Survey sendiri, dilakukan Kuningan Institute kepada 410 responden dari kalangan Milenial di usia 15-25 tahun dengan menggunakan Metode Cluster Random Sampling, yang tersebar di 18 Kecamatan dan 74 Desa. (Eki)