KUNINGAN (MASS) – Ketua umum IMK Wilayah Cirebon Yayat Hidayatullah, menyebut lucu ada bahasa penolakan DPRD untuk pendemo.
Hal itu, diutarakannya mengomentari kejadian mahasiswa yang diamankan, ketika hendak orasi jelang Rapat Paripurna DPRD, Kamis (30/9/2021) siang.
“Emang si administrasi atau surat pemberitahuan itu perlu, apalagi mencantumkan maksud dan tujuan. Tapi, saya kira toh cuman orasi atau baca puisi satu orang,” komentarnya.
Mungkin, kata Yayat, mahasiswa yang mau orasi itu sudah tidak tahan dengan keadaan.
Bisa jadi, masih kata Yayat, menandakan ada yang janggal dalam rapat menjelang paripurna yang sebelumnya ada “pertemuan setengah kamar di gedung putih”.
“Padahal tinggal dengarkan saja, apa susahnya. Itung-itung memberi ruang ekspresi yang jarang difasilitasi. Lucu juga ada bahasa penolakan dari DPRD. Heuheu,” ujarnya.
Pengayom masyarakat, kata Yayat, tidak ada salahnya mengayomi atau melindungi kalo cuman satu orang yang ingin berekspresi.
“Toh dirasa tidak menguras tenaga juga,” imbuhnya di akhir.
Sebelumnya, adanya pengamanan satu mahasiswa yang hendak orasi jelang paripurna DPRD memang sempat membuat heboh.
Mahasiswa itu, belakangan diketahui bernama Alfi Aulia Hasbullah atau yang dikenal Apoy, mahasiswa Unisa yang juga aktif di IMM.
Pihak kepolisian, sebelumnya melalui Kabag Ops Tri S, menyebut pengamanan itu karena administrasi yang belum jelas. Apalagi, surat sebelumnya tidak mencantumkan nama dan tujuan aksi yang jelas.
“Bukan, (bukan dilarang orasinya),” jawabnya. (eki)