KUNINGAN (MASS) – Pemuda asal Kuningan, Taufan Gemilang, baru-baru ini mengudara di RRI Bandung dalam siaran bertajuk kepemudaan dan gerakan sosial berkelanjutan. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (29/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, Taufan membawakan tema “Gerakan Pemuda sebagai Agen Perubahan dalam Membangun Lingkungan Sosial yang Sehat dan Berkelanjutan.”
Taufan Gemilang, yang dikenal sebagai founder Agen Kebaikan dan seorang public speaker muda, memegang kendali siaran dari pukul 12.00 hingga 13.00 WIB. Dalam sesi tersebut, ia membagikan pengalamannya terjun langsung dalam gerakan sosial, sembari menekankan pentingnya peran pemuda sebagai agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.
“Pemuda adalah harapan bangsa. Kita harus berani mengambil langkah dan berkontribusi untuk kebaikan bersama,” ujar Taufan.
Ia mengajak generasi muda untuk aktif dalam kegiatan sosial dan kepemudaan agar mampu memberikan dampak nyata bagi lingkungannya. “Saya selalu percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Kita nggak perlu nunggu punya jabatan atau fasilitas mewah untuk mulai bergerak. Cukup mulai dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat, dan dari hal-hal sederhana,” sambungnya.
Tak hanya bicara teori, Taufan berbagi kisah perjuangannya di dunia kampus. Ia merupakan mahasiswa aktif di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ia juga dikenal sebagai penerima Beasiswa Bank Indonesia (GenBI), sekaligus Ketua Umum GenBI Cirebon dan Ketua Umum UKM KPM. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi menunjukkan konsistensinya dalam menjalankan nilai-nilai Tridarma Perguruan Tinggi — khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Saya bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang ingin terus belajar dan bermanfaat. Kalau saya bisa sampai sejauh ini dengan segala keterbatasan, maka siapapun punya peluang yang sama. Kuncinya adalah niat baik, kerja nyata, dan keberanian untuk melangkah,” ungkapnya.
Taufan juga menekankan bahwa ilmu yang dipelajari di kampus semestinya tidak hanya berhenti di ruang kelas. Ia percaya bahwa pendidikan harus melahirkan dampak yang terasa di tengah masyarakat. “Ilmu bukan untuk disimpan, tapi untuk dibagikan. Saya percaya, pendidikan yang bermakna adalah ketika hasilnya bisa mengangkat derajat orang lain, bukan hanya sekadar ijazah,” tegasnya.
Melanjutkan pesannya untuk generasi muda, ia terus menyemangati untuk tidak takut gagal. “Jangan takut gagal. Justru dari kegagalan kita belajar arti tangguh dan makna perjuangan. Karena saat kita menyerah, saat itu juga perubahan kehilangan satu pejuangnya,” tambahnya.
Di akhir sesi, ia mengingatkan bahwa kontribusi nyata tak selalu butuh panggung besar. “Gerakan sosial bukan tentang siapa yang paling hebat, tapi siapa yang paling konsisten dan tulus. Kalau hari ini kamu merasa sendirian dalam perjuangan, ingatlah… Tuhan sedang menyiapkan panggung untukmu,” pungkasnya. (raqib/mgg)