KUNINGAN (MASS) – Sudah dua tahun ini Bidang Konservasi Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kuningan membangun Taman Buah Sunda Buhun di kawasan lahan kritis Kebun Raya Kuningan. Lahan kritis yang digarap seluas 20 Ha.
Pembuatan Taman Buah Sunda Buhun bersama masyarakat ini disponsori oleh Ditjen Bina Bangunan Daerah Departemen Dalam Negeri RI.
Konsep pembuatan Taman Buah Sunda Buhun merupakan bagian dari program penerapan model pengelolaan lahan kritis berbasis masyarakat (PMPLK) Tahun 2019.
Program ini akan kelar pada tahun 2023 dan pembangunan terus dikerjakan dengan melibatkan pulahan warga Desa Padabeunghar. Warga yang dilibatkan dalam program ini benar-benar petani dan diseleksi
“Di lahan seluas 20 Ha ditanami 5.000 buah-buahan produktif sebanyak enam jenis yakni bisbul, jamlang, duku, durian, manggis dan mangga. Pohon-pohon itu sudah ditanam kini sudah tumbuh cukup tinggi sehingga nanti pada saat dilaunching ke publik buahnya bisa dipanen,” ujar Kadis LH Kuningan H Amiruddin SSos MSi melalui Kabid Konservasi Lingkungan Jumhari ST MT, Kamis (10/10/2019).
Dengan ditanami seperti itu mudah-mudahan menjadi konsep destinasi wisata unggulan untuk mendukung program desa pinunjul, karena ini dibangunnya oleh kelompok Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan.
Pihaknya menyebutkan, di bawah pohon yang ditanami ada tanaman sela yang produktif seperti jahe, kunyit, cabe dan banyak lagi. Tanaman ini sudah terasa oleh masyarakat sekitar dengan cara di jual ke pasar.
Dikatakan, pada projek perubahan akan dibangun wisata pertanian dengan luas 20 popmeter kali 2 Km atau 4 Ha. Tanaman sela dijadikan etalese yang diatasnya ada sperinkler air sehingga akan tampak indah dan tanaman tetap terairi.
“Pokokya bakal lebih indah, sehingga semakin betah di KRK. Akan banyak manfaatkan dengan program ini yakni lahan krtitis terkelola, masyarakat sejahtera dan aset meningkat,” ucapnya.
Pria yang mengaku sarjana geologi itu didampingi oleh Kasi Konservasi SDA dan Pemulihan Kwalitas Lingkungan Ading, SE MSi dan Kasi Energi Sumber Daya Mineral Beni Setiawan, SHut MP menyebutkan yang mendapatkan program ini di Indonesia hanya ada daerah yakni Kuningan dan Bantul.
“Keberhasilan Kuningan dalam konsep pengelolaan lahan kritis berbasis masyarakat ini pada tahun itu ditiru oleh beberapa daerah yakni Banten, Cirebon dan Indramayu,” sebutnya.(agus)