Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Maksud Pak Ketua Dewan Itu Apa Ya?

KUNINGAN (MASS) – Sebelum panjang kali lebar saya berkomentar, saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat apresiatif kepada Bapak Bupati Kuningan yang telah memberikan supportnya baik secara materi atau pun imateri terhadap penanganan Covid-19 klaster Pondok Pesantren.

Bahkan saya sangat menghargai keputusan beliau yang memberikan wewenang kepada pihak pondok pesantren terkait berbagai kebijakan terhadap kegiatan para santri dan para guru selama masa isolasi.

Seperti kita ketahui bahwa Bapak Bupati tidak memaksa untuk memulangkan para santri (menutup ponpes), karena ini akan lebih beresiko.

Sebagaimana kita ketahui bahwa klaster Pondok Pesantren yang terjadi di Kuningan ini bukanlah yang pertama kali. Kita menyaksikan sendiri di beberapa daerah sudah terjadi positif Covid-19 klaster Pondok Pesantren.

Keputusan beberapa Ponpes mengambil resiko untuk mengadakan KBM di tengah pandemi bukan keputusan semalam jadi.

Keputusan tersebut ada bukan karena cemburu tempat hiburan dan mall-mall sudah dibuka. Namun keputusan berat tersebut lahir dari berbagai kajian, koordinasi dan pertimbangan.

Betul, dari awal Ponpes-ponpes yang hendak mengadakan KBM mereka telah membentuk tim satgas Covid-19 di gugus-nya masing-masing.

Mereka terus melakukan rapat dan rapat juga terus selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta tim satgasnya. Sehingga pengecekan kesiapan pun terus dilakukan secara intens.

Tidak selesai sampai di situ. Kedatangan santri dilakukan screening super ketat. Semua santri yang akan masuk pondok harus dipastikan negatif Covid-19. Bahkan dilakukan pengecekan pula terhadap para gurunya secara masal.

Tak ada gading yang tak retak, serta Allah hendak menguji, setelah +- 2 bulan KBM berjalan sesuai dengan protokol kesehatan covid-19 barulah tersiar berita pilu Covid-19 klaster Ponpes.

Pihak Ponpes dengan tim satgasnya tidak lantas mencari kambing hitam. Namun segera mereka bekerja dan berkoordinasi dengan cepat bersama pemerintah daerah.

Sungguh kami menyayangkan ada anggota dewan yang memberikan statemen kepada media seolah-olah ini semua salah Ponpes. Bahkan di menit ke 1:45 mengatakan, “…jangan sampai (ponpes) Husnul ini hanya membawa limbah, limbah wabah, dan limbah segalanya,…” ini maksudnya apa ya?. Sungguh menyakitkan bagi saya sebagai alumni Ponpes Husnul Khotimah.

Wabah adalah musibah. Sehebat apapun manusia menghindar, jika Sang Maha Kuasa berkehendak. Maka tak akan ada yang bisa mengelak.

Maka cara bijak kita menghadapi musibah, bukanlah dengan cara menghujat atau bahkan mencari kambing hitam. Namun dengan cara bersabar serta saling memberikan support.***

Penulis : Ade Zezen MZM, S.Pd
Alumni Husnul Khotimah

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version