KUNINGAN (MASS)- Sejak mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Al-Ihya Kuningan dilepas secara resmi tanggal 22 Agustus 2020, mahasiswa Unisa telah melakukan banyak program di desa-desa.
Begitu pun dengan kelompok KKN 18 Unisa yang berlokasi di Desa Sagarahiang. Terinformasi, mereka telah menyulap limbah sampah plastik menjadi bahan bakar.
“Kami melakukan uji coba terhadap limbah plastik. Yang diuji-cobakan adalah minyak yang dihasilkan dari pemanasan sampah plastik melalui metode pirolisis yang memiliki sifat menyerupai bahan bakar kendaraan bermotor (bensin) dapat digunakan pada sepeda motor tanpa ada kendala pada mesin,” kata Ketua KKN 18 Unisa Fandi Nurhidayat, Senin (14/9)
Melibatkan mahasiswa Unisa Teknik Mesin Tahun 2016 Martina Kuncara dan Dosen Pembimbing Lapangan KKN Unisa Kuningan Ahmad Fikri, MT. Uji coba digelar selama 3 hari tepatnya pada tanggal 11 -13 September 2020 di salah satu pekarangan rumah warga Desa Sagarahiang.
Lebih lanjut, Fahdi menyampaikan bahwa bahan yang diuji cobakan adalah semua jenis plastik yang telah dipilah berdasarkan jenisnya (HDPE, PP, PET, dsb) dengan kondisi sampah yang kering dan tidak mengandung lapisan tahan panas seperti alumunium foil.
Disela-sela uji coba, Martina pun menyampaikan bahwa cara uji cobanya plastik yang telah dipilah berdasarkan jenisnya dimasukan ke dalam reaktor pirolisis buatan tim.
Kemudian, reaktor tersebut dipanaskan dalam suhu tinggi antara 200-1000 derajat celcius. Plastik yang dipirolisis diproses selama 1-2 jam untuk menghasilkan cairan senyawa hidrokarbon yang hampir mirip dengan minyak bumi.
“Nantinya hasil dari proses pirolisis akan menghasilkan tetesan minyak di setiap output penampungan (kondensor),” ujanrya.
Diterangkan, fungsi kondensor sendiri yaitu untuk menurunkan suhu yang dihasilkan dari pemanasan plastik dari reaktor yang alirannya berupa asap cair.
“Ketika melewati sebuah kondensor asap cair tersebut berubah menjadi cairan minyak karena proses kondensasi,” jelasnya.
Ahmad Fikri selaku Dosen Pembimbing dari Unisa Kuningan pun memaparkan bahwa uji coba tersebut dibuat sebagai pengenalan teknologi pengolahan limbah sampah plastik yang dapat dilakukan skala desa serta meminimalisir terjadinya budaya membuang sampah sembarangan.
“Selain itu minyak dari hasil pengolahan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif pada kendaraan namun perlu di uji lab terlebih dahulu untuk memastikan aman digunakan pada kendaraan,” ucapnya.
Kedepannya bila minyak hasil dari pengolahan sampah ini sudah siap untuk digunakan dapat membantu menekan biaya yang dikeluarkan untuk petani dalam membeli bahan bakar kendaraannya.
Terakhir, Fikri berharap ketika produk tersebut sudah benar-benar berhasil dapat berguna untuk masyarakat banyak.
Tentunya meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh sampah plastik, serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana cara penanganan dan pengelolaan sampah di lingkungan sekitarnya sehingga dapat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.(agus)