KUNINGAN (MASS) – Mahasiswa dalam perannya sebagai agent of social control dan agent of change sudah seyogyanya membangun peradaban menjadi lebih baik lagi. Bahkan dikatakan oleh salah satu ketua organisasi, maju tidaknya suatu daerah dilihat dari segi pendidikannya.
“Maju tidaknya suatu daerah baik itu provinsi, kabupaten bahkan desa sekalipun dilihat dari segi pendidikannnya,” ujar Ketua HMKI (Himpunan Mahasiswa Kuningan Indonesia), Nurul Ahmad, Minggu (20/5/2018).
Dikatakan, agar pendidikan mahasiswa itu berkembang maka mereka membutuhkan ruang untuk berekspresi. Terutama bagi mereka yang kuliah di luar kota, fasilitas ruang di kampung halaman sangat dibutuhkan.
“Banyak sekali hal yang membuat mahasiswa itu lebih memilih untuk bekerja di luar kota dibanding mengabdi dan berkarya di tanah kelahirannya sendiri. Salah satu faktornya yakni tidak memiliki ruang,” ungkapnya.
Dia sangat menyayangkan ketika para mahasiswa apalagi mahasiswa perantau itu tidak punya ruang ketika kembali ke kampung halamannya. Yang terjadi, kebanyakan dari mereka lebih memilih kembali ke luar kota untuk bekerja dengan menggunakan jaringan yang mereka miliki di luar sana.
Menurutnya, kontrol mahasiswa kedepannya itu akan lebih kuat jika tersedianya fasilitas ruang bagi mahasiswa Kuningan.
“Bukan bermaksud menyaingi organisasi yang sudah memiliki ruang, namun secara logis ketika kita membuat kegiatan, mencari dana kesana kemari namun ujungnya untuk membayar sewa tempat dan itu kembali ke pemda, kan lucu,” kata Ahmad.
Selaku mahasiswa perantau rupanya dia tidak banyak berharap diberikannya fasilitas di luar kota. Justru dia sangat berharap tersedianya fasilitas ruang di Kuningan agar seluruh mahasiswa dapat berkumpul bersama dan membangun peradaban.
“Coba kalau kita punya asrama dan aula, saya yakin edukasi pun akan hidup dan nanti kami mahasiswa pun bisa memberikan karya baik lewat tindakan maupun pemikiran serta kedepannya tidak adanya alasan lagi mahasiswa itu bingung dan tidak bisa membuat kegiatan,” pungkasnya. (argi)