JAKARTA (MASS) – Kementerian Agama melalui Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani, mendorong guru-guru madrasah untuk memperkokoh budaya digital. Dorongan itu bukan tanpa sebab, pasalnya saat ini perkembangan teknologi dan perubahan zaman begitu cepat.hal itu tertuang dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.
“Anak didik kita akan menghadapi zaman yang belum jelas akan seperti apa, karena teknologi, profesi, serta kondisi yang akan mereka hadapi akan mengalami perubahan yang begitu cepat,” ujarnya.
Dhani mengatakan, perubahan dan perkembangan teknologi ini bisa terlihat dari tren pembelajaran digital di masa pandemic yang terus berkembang. Berbagai macam platform dengan fitur yang beragam bisa digunakan untuk belajar daring.
“Guru harus mampu melihat perubahan kurikulum dengan sudut pandang berbeda. Agar para guru di madrasah bisa menyesuaikan pembelajaran dengan perubahan kurikulum tersebut. Jadi para guru harus mampu menggali potensi siswa agar mereka bisa menghadapi tantangan zaman yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang,” ucapnya.
Menghadapi perubahan zaman ini, Dhani menjelaskan bahwa berdasarkan kajian masyarakat terbagi dua kelompok besar, yakni masyarakat digital dan uneducated people (tidak terdidik). Kedua kelompok itu, memandang berbeda tentang perkmebangan digital.
Masyarakat digital cenderung memandang digital sebagai alat yang bisa dibeli dan digunakan untuk kemudahan kehidupan sehari-harinya. Sementara kelompok uneducated people berprofesi sebagai mandatory, yaitu masyarakat yang memiliki kondisi pendidikan dan ekonomi rendah, tetapi sebagian dari mereka selalu menggunakan teknologi untuk mencari peluang dan menyusun mimpi di masa depan.
Tidak sedikit dari kelompok mandatory ini menjadi operator, trader, atau menjadi staf bidang administrasi di perkantoran karena mereka dituntut oleh kebutuhan. Namun, sebagian yang kaya terkadang tidak mampu untuk menggunakan media digital sehingga memperbantukan kaum mandatory tersebut.
“Maka dari itu, penting bagi madrasah untuk memperkokoh budaya digital, sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menghadapi berbagai tantangan zaman,” imbuhnya.
Menanggapi itu, Ketua DPW PGM Jawa Barat Hasbulloh menilai guru-guru madrasah sudah memiliki peran yang sangat maksimal untuk mengawal pendidikan di era digital. Meski begitu, peningkatan kapasitas guru harus terus dilakukan dengan program-program yang terdukung oleh Kementerian Agama.
“Kesadaran digital di dunia madrasah sudah jauh lebih terbuka. Tidak hanya guru-guru. Peserta didik yang kini kebanyakan lahir dari Generasi Y telah jauh lebih memahami teknologi dan digital. Terpenting saat ini adalah fasilitasi untuk membentengi mereka dengan penguatan nilai agama dan kontrol terhadap kondisi sosial,” paparnya.
Menurut Hasbulloh, untuk melakukan itu bentuknya macam-macam. Mendorong produksi konten-konten kreatif dan edukasi adalah salah satunya, untuk melawan sisi negatif budaya digital.
Selain itu, program penguatan literasi di lingkungan madrasah juga harus didukung dan difasilitasi. Pihaknya meminta, Kemenag secara nyata membantu realisasi program, terutama bagi madrasah-madrasah yang belum tersentuh jaringan internet dan digitalisasi. (eki)