KUNINGAN (MASS)- Dalam upaya memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai persoalan agama dan kehidupan perlu proses pembelajaran yang terus menerus. Maka, Generasi Muda Masjid Agung Syi’arul Islam menggelar Mabit Akbar.
Kegiatan yang digelar Sabtu (31/8/2019) malam itu diikuti oleh 175 Rohis SMA/SMK/MA dari perwakilan sekolah se- Kabupaten Kuningan. Menurut Ketua Penyelenggara Adeanti selaku ketua Panitia Penyelenggara, kegiatan ini digelar selama dua hari hingga tanggal 1 September.
Sementara itu, Pembina Gemma Syi’arul Islam Asep Kamaludin, SIP mengatakan, sebagai pemuda, tentu sudah selayaknya bisa menjadi motor kegiatan-kegiatan yang positif di lingkungannya. Apalagi sebagai seorang pemuda muslim,sudah sepantasnya menjadi penggerak syiar dengan cara-cara yang kekinian.
“Jika sampai saat ini peringatan tahun baru hanya dimeriahkan pada saat pergantian tahun masehi saja, maka kami kira menyambut tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam dengan menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat akan sangat baik untuk syiar Islam ke depan,” jelasnnya.
Selain itu, dengan banyak menggelar acara keagamaan yang posisitf, tentu akan menambah rasa iman dan kecintaan kepada Islam itu sendiri sehingga sedikit demi sedikit tentu akan menambah kebaikan akhlak. Maka dari itu, pihanya ksebagai pemuda ingin memberikan sedikit sumbang terhadap lingkungan dengan menyelenggarakan kegiatan menyambut tahun baru Islam.
“Tentu saja kegiatan ini diisi dengan beragam acara Islami yang insya Allah bisa bermanfaat untuk orang lain khususnya warga masyarakat Kabupaten Kuningan melalui Mabit Akbar,” jelasnya.
Hadir pada saat pembukaan Ketua DKM Syiarul Islam Kuningan HR. Yayan Sofyan, MM. Dalam sambutannya ia mengapreasiasai kegiatan mabit akbar menyambut tahun baru 1441 H.
“175 orang adalah remaja pilihan allah yang hatinya tergerak untuk mengisi momentum pergantian tahun baru hijriah ini dengan dzikir, muhasabah, kajian keilmuan dan qiyamul lail,” ucapnya.
Mantan pejabat Pemkab Kuningan ini mengajak untuk tetap bersemangat belajar mengkaji ilmu agama Ukhuwah islamiyah harus terus menerus dibangun dan dipelihara dimuka bumi ini sebagai penjabaran dari aplikasi aktif seluruh ummat muslim dalam menjaga kemaslahatan di dunia dan akhirat.
Melalui peringatan hari besar Islam yang rutin setiap tahun dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan ukkhuwah Islamiyah dan tali silaturahmi serta perilaku yang sesuai dengan syariat Islam diawali dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan yang lebih luas lagi.
“Peringatan Penyambutan Tahun Baru Islam 1436 H merupakan salah satu pengapresiasian dari kita selaku Ummat Islam untuk senantiasa mengantisipasi kebudayaan-kebudayaan yang liberal di lingkungan kita dan juga hal ini sebagai pembelajaran kepada generasi penerus kita berikutnya. Sebagai bentuk apresiasi yang bermanfaat dan patut dilestarikan,” beber Kadis DPMPora itu.
Ditempat yang sama Kabag Sumda Polres Kuningan Kompol Hd Nurwenda, SH MSi tahun baru Islam pada 1 Muharram 1441 Hijriah tiba tidak lama setelah bangsa Indonesia merayakan HUT kemerdekaan yang ke-74 tahun. Momen tahun Hari Jadi Kuningan ke 521 sangat istimewa karena bersamaan tahun baru Islam.
Ia menilai umat Islam perlu mengambil pelajaran dari spirit hijrah. Dalam konteks kemerdekaan dan Indonesia sekarang, umat Islam dan bangsa Indonesia perlu mengambil pelajaran dari spirit hijrah.
Spirit hijrah yang pertama membangun inklusi sosial sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang membangun inklusi dan integrasi sosial dengan membangun persahabatan sejati antara sahabat Muhajirin dan Anshar.
Spirit hijrah yang kedua, dia menyampaikan, umat harus mematuhi hukum dan norma sosial. Sebab kepatuhan kepada hukum merupakan prasyarat membangun bangsa yang maju, aman, dan damai. Nabi Muhammad SAW juga membuat Piagam Madinah sebagai konstitusi yang mengikat semua masyarakat.
“Di dalam Piagam Madinah, semua kelompok agama dan etnis disebut sebagai umat, sehingga kedudukan dan eksistensi mereka sama,” ujarnya.
Adapun , spirit hijrah yang ketiga, umat secara pribadi dan bersama-sama harus berperan serta dan bertanggung jawab memajukan bangsa dan negara. Dalam konteks kemerdekaan, hijrah ditandai oleh sikap cinta Tanah Air dan bangsa serta melakukan islah sosial dan politik.
“Hijrah ditandai oleh sikap terbuka dan saling memperkuat kesolidan, solidaritas, dan kekohesivan sosial politik, saatnya bangsa Indonesia dan umat Islam melihat ke masa depan dengan bekal pelajaran masa lalu,” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga mengingatkan, tahun baru Hijriyah merupakan momentum bagi umat Islam untuk melakukan muhasabah spiritual, sosial dan politik. Secara pribadi dan kolektif, bangsa Indonesia dan umat Islam perlu membangun kesalehan spiritual, sosial dan politik. (agus)