SINDANGAGUNG (MASS) – Pencak silat merupakan salah satu budaya tradisional Indonesia yang harus tetap dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi penerus. Hal ini dilakukan dengan pengukuhan pengurus pencak silat paguron Padjadjaran Cimande Ranting Desa Kertaunggaran Kecamatan Sindangagung, Minggu (21/1/2018).
“Kegiatan ini salah satu bentuk tindak lanjut dari pertemuan di GOR Ewangga pada tanggal 30 Desember 2017, dan hasil dari saya mengikuti BIMTEK di Bandung yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa (Kemendes) terkait inovasi desa,” ucap Kepala Desa Kertaungaran T. Umar Said dalam sambutannya.
Menurutnya, didasari dengan adanya aturan UUD 1945 pasal 19 dan 20, UUD No.6 tahun 2014 pasal 18 dan 19, Peraturan Pemerintah No.43 tahun 2014 pasal 37, kemudian Keputusan Kementerian Desa No.83 tahun 2017 tentang program inovasi desa dan dasar surat keputusan Bupati No.09 tahun 2017.
“Oleh karena itu kegiatan ini berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. Maka, dengan adanya pencak silat di Desa Kertaungaran merupakan inovasi dan untuk melestarikan budaya Indonesia. Mari kita lestarikan budaya tradisional sebagai bentuk filter budaya barat,” ajaknya.
Bupati Kuningan H Acep Purnama yang berkesempatan hadir menyampaikan, sebagai orang Indonesia sudah sepatutnya untuk mencintai dan melestarikan budaya tradisional. Khususnya pencak silat yang merupakan warisan leluhur.
“Masa iya kita lebih menyukai budaya-budaya yang kadang-kadang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita. Maka dari itu, mari kita menjunjung tinggi kepribadian Indonesia raya, kebhinekaan kita hormati, NKRI harga mati, dengan solusi kita bersama melestarikannya,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Terpilih Ranting Padjajaran Cimande Anton Y Nopriyanto berharap atas dikukuhkannya pengurus pencak silat di Desa Kertaungaran bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya para generasi penerus bangsa ini.
“Mudah-mudahan pada akhirnya anak-anak kita berangkat dari kekosongan itu akan berisi dengan kekuatan, ilmu dan stabil jiwanya. Selanjutnya mereka bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menyalurkan kembali kepada generasi berikutnya tentang apa yang telah mereka pelajari dari Padjajaran Cimande untuk saling membantu satu sama lain,” harap Anton. (argi)