KUNINGAN (MASS) – Pada Sabtu (9/11/2024) siang kemarin, nampak sejumlah uang palsu/mainan dan surat pengunduran diri komisioner yang tidak ditandatangani, berserakan depan kantor KPU Kabupaten Kuningan. Barang yang terserak itu adalah properti yang baru saja digunakan dan dituntutkan oleh mahasiswa, dalam aksi massa ke KPU.
Aksi massa ini merupakan demonstrasi jilid dua yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Mahasiswa kembali menyoroti isu penting terkait integritas dan transparansi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuningan. Mereka menyampaikan berbagai tuntutan, menekankan krisis moral yang mereka anggap serius dalam tubuh KPU
Dalam aksinya, massa membawa berbagai atribut simbolik berupa mulut-mulut yang diplester dengan uang mainan, menggambarkan kondisi KPU yang kehilangan sikap kritis akibat ulah yang disandarkan ke para penyelenggara Pemilu tersebut. Selebaran kertas yang mempertanyakan independensi KPU.
“Tiga isu utama diangkat dalam aksi tersebut. Pertama, hilangnya integritas KPU yang telah tergadai oleh kepentingan emosional dan administratif. Kedua, krisis etika dan moral di tubuh KPU yang menjadi penyebab terjadinya pelecehan seksual. Ketiga, lenyapnya akuntabilitas publik seiring dengan anggaran yang dikeluarkan tidak transparan juga tidak jelas,” kata koordinator aksi, Shena Al-Sadat.
Dalam aksi itu, dipertontonkan aksi teatrikal menjadi bagian penting dalam demonstrasi ini. Massa aksi memperagakan adegan-adegan simbolik yang menggambarkan KPU dalam kondisi tersumpal, terikat, dan terbutakan oleh kekuatan modal. Properti berupa uang mainan digunakan secara masif untuk menguatkan pesan bahwa lembaga penyelenggara pemilu ini telah kehilangan independensinya.
Dikatakannya, pihak KPU Kabupaten Kuningan terkesan menutup telinga. Para demonstran yang menuntut transparansi dan perbaikan etika di tubuh KPU Kuningan sendiri hanya berhadapan dengan pintu kantor yang tertutup rapat, karena belakangan diketahui KPU tengah menggelar simulasi di tempat lain.
“Aksi demonstrasi ini bukan hanya sekedar unjuk rasa,aksi ini menjadi momentum penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menjaga integritas demokrasi dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh lembaga penyelenggara pemilu dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Mari kita tunggu langkah selanjutnya dari KPU dan respon terhadap tuntutan mahasiswa demi masa depan demokrasi yang lebih baik,” tegasnya. (eki)