KUNINGAN (MASS) – Meski di tengah PPKM Darurat, literasi adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan masyarakat. Jika tidak, bukan handarurat, tapi juga darurat literasi.
Karena hal itulah, pada Selasa (6/7/2021) lalu, Patriot Desa memfasilitasi pendirian dan soft launching Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kiseki No Ki di Desa Bandorasakulon sebagai awal gerakan literasi masyarakat.
Dengan protokol kesehatan yang sangat ketat soft Launching ini dihadiri oleh Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Kuningan.
“Saya sebagai Patriot Desa Bandorasakulon berharap dengan berdirinya TBM Kiseki No Ki dapat menjadi fasilitas membuka ruang interaksi inklusif bagi masyarakat desa, dan dapat mendukung peningkatan indeks ketahanan sosial dalam bidang pendidikan bagi serta memberi dampak gerakan literasi yang luas,” ujar Hasan.
Ketua FTBM Kningan Imam Muhammad Agung Fauzy S Pd dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar gerakan literasi di Bndorasakulon bisa lebih giat lagi guna menumbuhkembangkan gemar membaca sejak dini.
“Sayamenyambut baik adanya gagasan pendirian TBM Kiseki No Ki di Bandorasakulon, semiga gerakan literasi dan membaca di Kuningan terus meningkat dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” sebutnya.
Imam, yang juga merupakan duta baca provinsi berharap sinergi antara patriot desa dengan FTBM terjalin dengan baik agar spirit literasi ini dapat juga dilakukan di desa desa lainnya.
Pendiri TBM Kiseki No Ki Nadiawan Zovizal Hizbullah menyampaikan rasa syukurnya atas diresmikannya taman baca di desa Bandorasakulon
“Alhamdulillah, saya mengucapkan terimakasih kepada patriot desa yang telah memfasilitasi pendirian TBM, juga kepada FTBM Kuningan yang telah mensupport atas pendirian TBM Ini,” ujarnya dalam sambutan.
TBM sendiri, menurut Zovi adalah tempat untuk belajar, berdiskusi, dan berlatih mengenai kecakapan hidup. Kiseki No KI sendiri, dijelaskannya memiliki arti “pohon keajaiban”.
Diharapkannya, TBM tersebut dapat membawa keajaiban bagi masyarakat sekitar sehingga kemampuan daya bacanya meningkat.
“TBM tidak lagi seputar upaya menumbuhkan minat baca tulis saja, tetapi memiliki makna yang lebih luas mencakup pemahaman yang baik terhadap berbagai aspek kehidupan, sehingga literasi tidak lagi dipahami hanya sebagai transformasi individu semata, tetapi juga transformasi sosial” pungkas Zovi di akhir. (Eki)