KUNINGAN (MASS) – Mendengar kata ‘syukur’ sejatinya sudah kita pelajari sedari kecil, saat kita mulai masuk di bangku sekolah pastinya tidak asing jika kita mengenali kata bersyukur itu sendiri. Dalam agama Islam sendiri, syukur berasal dari kata bahasa arab yakni syukron yang mempunyai pengertian berterima kasih.
Bukan hanya berterima kasih saja, tetapi akan lebih dalam lagi jika kita mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Dengan bersyukur, setidaknya menjadi sebuah tanda terima kasih atas limpahan dan nikmat yang Allah berikan, lihatlah kamu mampu hidup enak tanpa kekurangan apapun, Tentunya banyak yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah swt.
Bukankah seharusnya kita patut bersyukur atas semuanya? Lalu apa lagi yang kita butuhkan selain diberi nafas panjang dan kesehatan demi melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi? Namun, seringkali orang-orang merasa kurang akan dirinya sendiri. Lebih tepatnya ketika mereka membandingkan dirinya dengan orang lain, maka ia merasa kurang dibanding temannya. Masalahnya ketika sedang berada di posisi seperti itu yang di lihat hanya nikmat orang lain. Tapi percayalah, kita sebenarnya memiliki kemampuan yang berbeda dengan lainnya. Kita punya porsi masing-masing untuk mengembangkan potensi kita. Lalu untuk apa kita merasa tidak puas dan insecure?
Ada masanya kita jadi orang yang berada di fase insecure, atau bahasa dulunya itu minder dan tidak percaya pada diri sendiri. Masalah yang muncul adalah merasa kurang dengan fisik, maupun non fisik. Namun balik lagi pada point bersyukur tadi, semua itu telah diberikan oleh allah kepada kita dan tentunya harus kita syukuri bagaimanapun caranya. Dan agar kita tidak berlarut-larut dalam fase insecure menurutku harus menanamkan rasa damai kepada kekurangan yang ada pada diri, dan tidak membandingkan nikmat orang lain dengan terus menerus.
Kuncinya adalah dengan menerima kekurangan dan memahami kelebihan, itu juga bisa menjadi kuci untuk memaksimalkan kelebihan pada diri.
Perlu untuk kita pahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Bukankah pelangi yang indah adalah karena keberagaman warnanya? Maka perlu kita tanamkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan setiap saat dan setiap waktu, untuk mengurangi negative impact dari insecure.
Tips mengurangi rasa insecure dalam diri:
- Terima kekurangan diri sendiri dan berdamai dengannya.
- Berhenti untuk membandingkan diri dengan orang lain.
- Budayakan berfikir positif dalam segala hal.
- Perbanyak afirmasi dan motivasi positif.
- Kurangi overthingking.
Dalam kitab Jauhar Tauhid cara bersyukur itu terbagi menjadi tiga :
- Bersyukur dengan hati: Bersyukur dengan hati dengan mengitikadkan dalam hati kita bahwa tidak ada lagi yang bisa memberi kita nikmat selain Allah swt.
- Bersyukur dengan lisan: Ketika kita mendapat nikmat dari allah, nikmat kecil atau besar, sengaja atau tidak sengaja, langsung ataupun tidak langsung, maka minimalnya lisan kita harus mengucapkan alhamdulillah. Itu salah satu bentuk syukur kita kepada allah atas nikmat yang diberikan.
- Bersyukur dengan perbuatan: Berbuat baik, itu sudah termasuk ke dalam ungkapan syukur kita kepada allah, karna telah memanfaatkan nikmatnya kepada perbuatan baik, seperti mencari ilmu, shodaqoh, zakat, dan lain-lain.
Firman allah dalam al- quran surat An- nahl ayat 18
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini menjelaskan bahwa nikmat Allah tidak terhitung jumlahnya, sehingga kita tidak mampu menghitungnya secara keseluruhan. Namun, meskipun kita tidak mampu menghitung seluruh nikmat, kita sebagai manusia harus pandai-pandai bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Dengan memahami ayat ini, kita dapat meningkatkan kesadaran kita untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dan mempererat hubungan kita dengan Allah SWT. Kita juga dapat memahami bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, sehingga Dia akan memaafkan kekurangan kita dalam bersyukur dan tidak akan menyiksa kita jika kita bertaubat dan kembali taat kepada-Nya.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja. Kita harus menghargai nikmat yang Allah berikan dan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna di dunia dan di akhirat. Kita juga dapat memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hati dengan memahami dan mengamalkan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Melyana Rismayanti
Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga STIS Husnul Khotimah Kuningan