KUNINGAN (MASS) – Kuningan Institute merespon positif apa yang dilakukan ICMI Orda Kuningan yang baru saja menggelar kegiatan intelektual, Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Air Kuningan Milik Siapa?” Pada Minggu (25/1/2025) kemarin, di Kampus UBHI (Universitas Bhakti Husada Indonesia) Kuningan.
Meski begitu, berdasar hasil pantauan live report FGD yang disaksikan dari aplikasi Youtube dan Facebook, Kuningan Intitute memiliki beberapa kritik dan solusi kepada PDAM Tirta Kamuning, BUMD milik Kabupaten Kuningan. Hal itu disampaikan oleh Agi Rahaden sebagai peneliti di Kuningan Intitute, perlu banyak perhatian serius sebagai bahan perbaikan PDAM.
“Tentunya kami sangat mengapresiasi, saat Direktur Utama PDAM Tirta Kamuning, menyampaikan bahwa 2 tahun terakhir, lembaganya berkontribusi terhadap PAD Kuningan. Bahkan menjadi yang tertinggi di BUMD lainnya. Dan semoga hal itu dapat tetap dipertahankan,” ujar Agi
Namun meski mengapresiasi atas hasil kinerja Ukas sebagai Dirut, Agi menyayangkan ketika dalam penjelasannya bahwa laba yang diperoleh berasal dari hasil pengetatan biaya operasional di internal kantor PDAM. Dengan pernyataan Ukas dalam FGD tersebut, Agi berkesimpulan bahwa meski laba yang diperoleh meningkat, namun tidak berasal dari pendapatan dari hasil produksi.
“Berbicara tentang kontribusinya, kami memgapresiasi. Tapi, ketika dijelaskan asal laba tersebut dari penghematan biaya, ini menjadi catatan kami. Kami berkesimpulan, berarti PDAM Kuningan sebenarnya hanya memiliki pendapatan murni hasil produksi yang tidak memiliki peningkatan,” singgungnya.
Dengan hasil kesimpulannya tersebut, Kuningan institute juga berspekulasi bahwa apa yang hari ini dikerjakan oleh Ukas sebagai Direktur Utama, tidak memiliki inovasi kinerja sebagai terobosan dalam meningkatkan laba perusahaan.
“Jika seperti itu, dapat kami perkirakan jumlah maksimal laba yang akan diperoleh ditahun-tahun berikutnya dari PDAM Kuningan ya tidak akan berbeda jauh nilainya dari 2 tahun terakhir ini,” jelasnya.
Sebagai solusi yang disampaikan oleh Kuningan Institute kepada PDAM Kuningan adalah agar management bahkan KPM, dapat berkonsentrasi dalam peningkatan pendapatan yang berasal dari produksi. Karena dengan laba yang berasal dari penjualan produksi menandakan bahwa perusahaan berjalan baik, bukan dari hasil penghematan.
“Perbaikan kualitas layanan, kualitas produk, dan bahkan menyegerakan program 4 SPAM yang katanya akan dibangun harus menjadi prioritas. Serta, Pak Ukas harus memiliki inovasi dalam menjalankan perusahaanya. Karena jika hanya menjalankan RJPP atau RKAP dari yang sebelumnya, maka tidak akan perkembangan apapun di PDAM,” ucapnya.
Terakhir, Kuningan Institute juga mengingatkan khususnya kepada seluruh BUMD Kuningan, jangan terlena dengan sebuah bentuk penghargaan. Namun yang perlu dikejar adalah kompetensi dari masing-masing corporatenya.
“Kalau kami sih lebih suka jika ada BUMD yang mempublish capaian, semisal BUMD lolos sertifikat ISO manaj risiko, ISO manaj mutu, SMAP, memiliki hasil Audi WTP dari KAP Big Four atau semacamnya. Daripada hanya mendapat penghargaan yang sebenarnya tidak relevan penilaian,” tutupnya. (eki)