KUNINGAN (MASS) – Pengelolaan sampah di Kabupaten Kuningan menjadi sorotan apalagi diketahui bahwa Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) nya, sudah terbilang overloud.
Meski begitu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, Ir Usep Sumirat, mengatakan Kuningan belum masuk kategori darurat. Hal itu disampaikannya dalam wawancara kuninganmass.com di kantornya, Jl. RE Martadinata No.256, Ancaran, Kec. Kuningan.
Meski belum termasuk ke kategori darurat, namun kata Kadis Usep, saat ini penanganan sampah itu sudah jadi isu nasional. Kuningan saat ini berada dalam kategori daerah dengan pengelolaan sampah yang perlu diperbaiki.
“Kalau masuk ke kategori darurat si ngga ya cuman kalau apakah Kuningan sudah akan masuk ke pengelolaan yang tertib, kita sedang menuju ke arah sana,” tuturnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Senin (27/10/2025).
Ketika ditanya mengenai rencana pengelolaan yang lebih tertib kaitan dengan sampah di Kuningan, Usep menekankan kaitan dengan kesadaran masyarakat menjadi faktor penting dalam pengelolaan sampah yang efektif.
“Problematikanya terletak pada karakter dan sikap masyarakat,” tambahnya.
Menurut Kadis Usep, pengelolaan sampah seharusnya dilakukan di lingkungan terkecil terlebih dahulu, dimulai dari rumah tangga, RT/RW, hingga desa.
“Beberapa di Kuningan sudah menerapkan sistem ini, tetapi belum menyeluruh, terutama di daerah urban perkotaan yang masih jauh dari pengelolaan yang baik,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya penyadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. “Tantangan bagi kita semua adalah menyadarkan masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup hanya bertugas mengangkut sampah, sementara penyadaran harus dimulai dari rumah tangga dan komunitas,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan saat ini ada rencana kebijakan nasional terkait pengurangan sampah dari hulu, yaitu dari pabrik.
“Kaitan dengan sampah itu masuk ke isu nasional dan regulasi menguranginya dari hulu atau dari pabrik dan di Kuningan nggak ada pabrik plastik, kita hanya konsumen,” ujarnya.
Perkembangan zaman juga menjadi faktor yang memengaruhi pengelolaan sampah. Dulu banyak masyarakat menggunakan bahan alami seperti daun dan kertas, tetapi sekarang kecenderungan menggunakan plastik semakin meningkat.
Hal Ini, kata Usep, membuat segalanya lebih praktis, namun berdampak luas terhadap kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah yang hanya sekali pakai.
“Yang dulu mah cuman pakai daun, lalu ada kertas sampai sekarang pakai plastik, itu memang di satu sisi membuat kita simpel namun di sisi lain ini berdampak luas dan panjang terhadap habbit masyarakat kaitan proses daur ulang sampah yang hanya sekali pakai tersebut,” pungkasnya. (raqib)
