KUNINGAN (MASS) – Sekertaris DPD PKS Kabupaten Kuningan Saipuddin S SI, menyebut semangat perubahan harus tetap dijaga, termasuk untuk Kabupaten Kuningan.
Hal itu, diungkapnya dalam Podcast Kuningan Mass baru-baru ini yang disiarkan dalam channel Youtube.
“Kalo kita merasa warga Kuningan dan melihat perkembangan yang tidak menggembirakan (di Kuningan) tentu harus lebih baik lagi,” kata Saipuddin.
Ia, menyitir beberapa permasalahan yang dianggap kurang menggembirakan. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, sampai infrastruktur (misal jalan) yang mana, terbilang baik di tataran perkotaan saja, tidak sampai pinggiran.
Selai itu, Saipuddin juga mengulas soal gagal bayar 2023 yang dianggap keliru pengelolaan keuangan daerah. Dan hal itu, nampaknya berdampak ke tahun-tahun berikutnya. Karena masalah-masalah itulah, butuh sosok yang bisa membawa perubahan ke arah lebih baik.
“Sebagai parpol harus menyiapkan kader terbaik kita, kita sudah menyetorkan nama ke (pengurus) wilayah. Kita sudah menyetor 2 nama dan nanti DPP akan menjaring 1 nama, kalo udah 1 nama baru akan kita sampaikan,” imbuhnya.
Dua nama kader yang diusulkan DPD PKS ke DPW PKS, adalah sosok KH Alfan Syafii dan Ketua DPD Kuningan H Dwi Basyuni Natsir. Meski secara institusi menyiapkan kader, PKS terbuka untuk sosok luar. Apalagi, PKS tidak punya tiket yang cukup untuk nyalon secara pasangan. Karenanya sosok itu akan terhantung komunikasi kedepan.
“Koaliasi, kita komunikasi dengan parpol, sementara sangat cair. PKS sebagai partai terbesar ketiga di Kuningan tentu akan mengambil bagian,” imbuhnya.
Saipuddin menyebut saat ini pihaknya sedang membangun koalisi, minimal dengan visi yang sama, mengusung visi perubahan, satu kemistri.
Disinggung soal sosok eksternal yang potensial, Saipuddin mengaku sejauh ini sudah berkomunikasi dengan hampir semua nama yang muncul ke permukaan. Ia menyebut, pihaknya baru membuka komunikasi awal dan masih sangat cair.
Ditanya kandidat Bupati yang muda secara usia, Saipuddin juga ternyata setuju, tentu dengan kriteria tertentu.
“Ya saya secara pribadi sepakat kalo ada kandidat muda dalam usia, tentu ada beberapa keunggulan. Kalo anak muda ini idealismenya cukup kuat. Kalo kita mengusung perubahan bisa bener bener menghujam, kalo untuk perubahan butuh energi besar. Tentu bukan sekedar usia, yang mumpuni punya pengalaman baik politik sosial kemasyarakatan. (Harus beretika juga?) Tentu, bagian adat ketimuran kita,” tuturnya.
Ditanya soal kemungkinan berapa pasang yang akan maju di Pilkada, Saipuddin melihat kmeungkinan 4 pasang masih bisa. Apalagi, parpol kondisi politik di Kuningan ini tidak menganggap ada incumbent. Calon jalur independen pun belum terlihat gelagatnya. (eki)