KUNINGAN (MASS) – Mustofa Abdullah, seorang pelaku industri kreatif film yang berdomisili di Taman Ciharendong Kencana, Cigintung, Kuningan, punya pandangan tersendiri untuk kondisi terkini di Kabupaten Kuningan. Ia mengungkapkan harapannya jika memang Kuningan ini akan berfokus pada pengembangan pariwisata maka hal demikian itu harus dengan perencanaan yang matang dan serius, bukan sekadar kegiatan seremonial yang berdampak sesaat.
“Jika Kuningan ingin menjadi tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan, kita perlu merencanakan dengan baik. Jangan hanya melaksanakan acara yang bersifat sementara tanpa dampak jangka panjang,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Rabu (27/8/2025).
Mustofa percaya bahwa keberhasilan pariwisata di Kuningan bergantung pada kreativitas dan inovasi, terutama melalui industri perfilman. Ia mengingat pengalaman berharga yang pernah ia alami bersama rekan-rekannya di Jakarta, yang menunjukkan bahwa Kuningan memiliki potensi besar untuk berkembang, mirip dengan Kabupaten Bangka Belitung.
“Kita semua tahu tentang film Laskar Pelangi, yang berhasil mengubah wajah Bangka Belitung menjadi tujuan wisata. Dampak dari film tersebut masih terasa hingga saat ini,” jelas Mustofa.
Mustofa menyoroti bahwa untuk mencapai kesuksesan serupa, Kuningan perlu menggali potensi alam dan budaya yang ada. “Dengan perencanaan yang tepat, seperti yang digunakan untuk film Laskar Pelangi yang mencapai anggaran sekitar 13 miliar kala itu, Kuningan pun bisa menciptakan sukses story yang serupa,” tambahnya.
Dalam pandangannya, pemerintah daerah, termasuk Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU), harus lebih kreatif dalam mengelola potensi yang ada. “Kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa, oleh karena itu kita perlu pendekatan yang inovatif untuk mengolahnya menjadi daya tarik wisata,” ungkapnya.
Mustofa juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri kreatif untuk menciptakan program-program yang menarik. “Industri film bisa menjadi magnet bagi wisatawan, dan kita bisa memanfaatkan cerita-cerita lokal yang ada di Kuningan untuk diangkat menjadi film,” katanya.
Lebih lanjut, Mustofa berharap agar para pelaku industri kreatif di Kuningan dapat bekerja sama untuk mewujudkan visi ini. “Kita harus saling mendukung dan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas industri kreatif di Kuningan. Dengan kerja keras dan ide-ide segar, kita bisa membuat Kuningan dikenal lebih luas,” ujarnya.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Mustofa optimis bahwa Kuningan dapat menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan.
“Di Kuningan saat ini banyak dibangun objek wisata, hotel-hotel, caffe tetapi jika tidak ada yang datang ke Kuningan dari luar kuningan maka bagaimana objek objek itu dapat bertahan, sehingga daya tarik agar masyarakat luar mau datang ke Kuningan itu yg mesti difikirkan dan diprogram secara serius,” tambahnya.
Kalau mau menasionalkan Kuningan tidak boleh setengah-setengah, harus serius dan berfikir panjang.
“Mesti ada Narasi yang kuat yang dapat menarik kunjungan sebesar besarnya, yang nantinya akan menciptakan mulflier effect baik terhadap UMKM, pelaku pariwisata dan naiknya PAD Kuningan lewat berbagai sektor tadi, Sehingga Kuningan menjadi destinasi wisata utama tidak hanya di Jawa Barat bahkan nasional,” pungkasnya. (raqib)