CILIMUS (MASS) – Insiden pencurian 3 sepeda motor dan 2 sepeda dalam satu malam di Kompleks Perumahan Grage Manoa Estate Sampora Cilimus, cukup menggemparkan. Dilihat dari CCTV, rupanya pelaku melancarkan aksinya tiap satu jam sekali.
Menurut salah satu korban, Cokro Premono yang memiliki rekaman CCTVnya menceritakan, sepeda motor yang pertama kali diambil adalah miliknya yang diparkir di garasi tetangga. Tercatat pukul 21.30 WIB Jumat (25/9/2020) malam.
Sepeda yang berada di samping motor yang diambil, pada jam tersebut masih berada di tempatnya. Itu dilihat dari rekaman CCTV yang ia miliki.
“Saya kan baru selesai ngecor carport, masih basah. Makanya motor dan sepeda disimpan di garasi tetangga. Mobil pun saya parkir di jalan depan rumah,” tuturnya.
Satu jam kemudian, pukul 22.30 WIB, pelaku mengambil motor milik tetangganya, Mega. Berlanjut pada pukul 23.30 WIB, giliran sepeda motor milik Wawang yang diambil.
“Nah sejam kemudian, pukul 00.30 WIB, baru sepeda saya yang diambil. Dicomotin semua. Kalau helm dan sepatu, mungkin diambilnya sambil jalan,” tuturnya lagi.
Cokro menduga pencuri lebih dari satu orang. Dari rekaman CCTV, antara orang yang mencuri motor dan sepeda miliknya pun berbeda orang. Bahkan menurut kesaksian tetangganya, sempat melihat 2 orang boncengan di luar gerbang belakang.
Dari keterangan security, sambung Cokro, gerbang belakang tersebut dalam keadaan terkunci. Termasuk saat patrol pada pukul 20.30 WIB. Namun pada pukul 21.30 WIB, sepeda motornya dicuri.
Pada malam kejadian, ia sedang berada di dalam rumah. Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 WIB sewaktu hendak membeli sarapan, Cokro tak melihat lagi motor dan sepedanya.
“Saya langsung lapor pak RT. Pak RT kemudian lapor ke polsek, dan pada jam 9 saya di BAP di polsek,” ucapnya.
Cokro mengaku sudah 3 tahun tinggal di kompleks tersebut. Sebagai warga pendatang dari Pekalongan, dirinya merasa aman, tenang dan nyaman tinggal di situ.
Namun baru kali ini ia dan tetangganya mengalami kejadian yang luar biasa. Warga curiga, kawanan pencuri keluar masuk lewat pintu gerbang belakang.
“Awalnya, gerbang belakang itu ditutup paten, dilas, gak ada akses masuk dan keluar. Nah deket gerbang ada rumah yang direnov. Pemiliknya minta ke RT untuk membuka gerbang untuk membawa material masuk,” ungkapnya.
Saat itu diakuinya warga tidak setuju gerbang belakang dibuka. Mereka menaruh kekhawatiran terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Namun kala itu pemilik rumah yang direnov siap bertanggungjawab.
“Setelah material masuk, ditutup lagi dengan dilas. Ternyata hanya digembok. Nah pagi-pagi setelah kejadian, gemboknya hilang. Slot gerbang pun terbuka. Kemungkinan besar pencuri lewat situ,” cerita Cokro.
Ia berharap, rasa betah di kompleks tersebut selama 3 tahun kembali seperti semula. Dirinya merasa senak, sejuk, nyaman, damai dan aman tinggal di sana. Itu yang menjadi alasannya membeli rumah di kompleks tersebut.
“Awalnya kami happy, cocok lah lingkungan di sini, aman, bersih. Baru kali ini kejadian dalam satu malam kemalingan. Sekarang kami merasa was-was, gak tenang, gak aman dan gak nyaman,” ungkapnya.
Cokro berharap rasa aman dan nyaman untuk tinggal di kompleks tersebut kembali seperti semula. Pelaku pencurian cepat tertangkap sehingga kejadian serupa tidak terulang. (deden)