KUNINGAN (MASS) – Sadar atau tidak, konflik atau kesalahpahaman dalam sebuah organisasi bisa terjadi dimana pun pada setiap situasi yang ada, suatu indikasi yang menunjukkan bahwa pada saat sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya atau tidak berjalan, maka timbulah kesalahpahaman di antara dua pihak atau lebih didalam tubuh pengurus DPC Apdesi Kabupaten Kuningan.
Dinamika kesalahpahaman dalam organisasi adalah proses interaksi dan perubahan yang terjadi ketika ada perbedaan dan atau perbedaan persepsi diantara pengurus inti atau kelompok dalam sebuah organisasi.
Konflik/kesalahpaman ini bisa muncul karena berbagai faktor, seperti perbedaan pandangan, persaingan sumber daya, atau ketidakjelasan peran masing-masing dalam kepengurusan. Dinamika konflik ini bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola.
Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya, timbulah salah paham atau orang tidak saling mengerti.
Selanjutnya hal ini akan menjadi salah satu sebab timbulnya konflik/kesalahpahaman atau pertentangan dalam tubuh organisasi di DPC Apdesi Kabupaten Kuningan. Konflik atau kesalahpahaman biasanya juga timbul sebagai hasil adanya masalah-masalah hubungan pribadi (ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai pribadi pengurus/anggota Apdesi dengan perilaku yang harus diperankan pada jabatan/posisinya, atau perbedaan persepsi) dan struktur organisasi Apdesi (perebutan sumber daya-sumber daya yang terbatas, pertarungan antar pengurus inti dan antar bidang serta anggota).
Kaitannya dengan hal tersebut, maka loyalitas, sinergitas, dan integritas yang solid sangat diperlukan yang merupakan kunci penting dalam pengelolaan organisasi ditubuh DPC Apdesi Apdesi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa DPC Apdesi Kabupaten Kuningan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien dalam mendukung terciptanya organisasi yang eksis. Loyalitas memastikan kesetiaan pengurus dan anggota Apdesi kepada pimpinan organisasi dan tujuan bersama, Sinergitas menjamin kerja sama antar pengurus dan anggota (kepala desa dan Perangkat Desa), serta Integritas memastikan bahwa pemimpin dan pengurus inti yang jujur, transparan dan bertanggung jawab.
Dengan membangun loyalitas, sinergitas, dan integritas yang kuat, maka Apdesi dapat menjadi wadah yang solid dan efektif dalam mendukung pembangunan desa. Oleh karena itu “DPC Apdesi Kabupaten Kuningan harus solid dan kompak” menekankan pentingnya kebersamaan dan kekuatan dalam organisasi Apdesi tingkat Kabupaten. Hal ini berarti seluruh anggota DPC Apdesi Kabupaten Kuningan, yang merupakan perwakilan dari Kepala Desa dan Perangkat Desa di Kabupaten Kuningan, harus memiliki kesatuan tujuan dan kerja sama yang kuat untuk mencapai visi dan misi Apdesi.
Penyelesaian konflik/kesalahpahaman dalam organisasi seperti itu sifatnya akan kreatif dan konstruktif dan inilah yang kita inginkan semua, yaitu tercapainya kesesuaian (conformity) antar pengurus dan anggota dimana pengurus inti memperagakan sikap, perilaku dan tindakan yang harmonis. Orang akan mentolelir sifat menyimpang satu atau lebih anggota organisasi sepanjang sifat tersebut mengarah kepada perbaikan bagi organisasi. Perbedaan pendapat di kalangan para pengurus dan anggota ditubuh organisasi DPC Apdesi adalah semacam “hak mereka”.
Namun demikian, konflik/kesalahpahaman yang timbul diharapkan dapat menciptakan alternatif-alternatif yang lebih baik bagi organisasi DPC Apdesi, dan selanjutnya para pengurus inti dan bidang-bidang yang ada di DPC Apdesi untuk memilih alternatif yang terbaik bagi mereka sesuai dengan hak dan kewajiban para pengurus inti dan anggota DPC Apdesi.
Jangan sekali-kali memandang atau berkesimpulan bahwa dengan adanya konflik/kesalahpahaman didalam tubuh organisasi DPC Apdesi Kabupaten Kuningan telah gagal. Konflik/kesalahpahaman, bagaimanapun sulitnya, dapat diselesaikan oleh pengurus inti, bidang-bidang dan anggota sendiri dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar, menyadari hambatan serta kendala yang berada di luar kemampuan kita, memperhatikan peraturan permainan yang kita setujui bersama, serta mengusahakan pelaksanaan secara konsekuen keputusan yang telah diambil dan yang telah kita setujui bersama. Dengan cara ini dijamin tercapainya atau tergalangnya persatuan dan kesatuan para anggota organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan lancar.
Jadi, mudah-mudahan adanya konflik/kesalahpahaman dapat menghasilkan atau mengarahkan ke inovasi dan perubahan dalam mengelola organisasi; dapat menggerakkan orang-orang untuk melaksanakan kegiatan, mengembangkan proteksi bagi pihak-pihak yang lemah dalam organisasi. Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa konflik dapat dikelola, agar berguna bukan menghambat, untuk pencapaian tujuan dalam organisasi modern seperti DPC Apdesi Kabupaten Kuningan yang notabene anggotanya seorang pemimipin ditingkat desa. Tidak mudah memang, memimpin yang anggotanya hampir semuanya berlatar belakang seorang pemimipin yang mempunyai watak dan karakter serta ego yang berbeda-beda. Semoga DPC Apdesi Kabupaten Kuningan tetap eksis dengan cara saling menghormati dan menghargai peran dan kedudukan dalam kepengurusan.
“Setiap individu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing”. Artinya bahwa setiap orang memiliki kualitas dan kelemahan yang berbeda. Hal ini merupakan fakta yang umum dan sering diungkapkan dalam berbagai konteks, seperti dalam percakapan sehari-hari, tulisan, atau bahkan dalam pesan-pesan motivasi.
Penulis : T Umar Said (Anggota DPC Apdesi Kabupaten Kuningan)