KUNINGAN (Mass) – Tindakan khusus berupa pengerukan sungai oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung di Sungai Cijangkelok Cibingbin Kuningan, mendapat sorotan tajam anggota DPRD Kuningan khususnya Komisi III. Pasalnya, hasil normalisasi terhadap sungai yang mengakibatkan banjir besar di wilayah Cibingbin itu dinilai kurang optimal.
“Kalau melihat itu, saat kami meninjau langsung ke lokasi sungai kedalamannya tidak begitu menggembirakan. Sebab, kalau melihat medan yang seperti itu saya menilai tidak cukup satu atau dua bulan saja pengerukan, bahkan alat berat harusnya lebih dari satu, nah ini cuma satu saja yang diturunkan, itupun sudah ditarik lagi,” ucap Ketua Komisi III DPRD Kuningan Tresnadi saat dimintai keterangan persnya di gedung DPRD setempat, Rabu (6/3).
Akibatnya, pihaknya menilai hasil dari pengerukan yang dilakukan tidak begitu maksimal.
“Ya semoga saja pengerukan yang sedikit ini bisa menolong lah gak banjir besar lagi. Kalau saja pengerjaannya sampai dua atau tiga bulan dengan alat berat yang cukup, mungkin bisa lebih baik hasilnya,” katanya.
Terkait kerusakan pemukiman warga terdampak banjir Cibingbin, Tresnadi menyebutkan, ada sebanyak 382 rumah kategori rusak sedang dan berat yang tersebar di tiga desa yakni Cibingbin, Sukaharja, dan Dukuh Badag.
“Jadi rinciannya itu 230 rumah di Desa Cibingbin, Desa Sukaharja 97 rumah dan Dukuh Badag 58 rumah. Ketiga desa itu akan mendapat bantuan sebagai stimulan, tapi bukan bantuan sepenuhnya yaitu kategori rusak berat Rp15 juta, dan kerusakan sedang Rp10 juta,” pungkasnya. (andri)