KUNINGAN (MASS) – Klenik dalam KBBI adalah sebagai sebuah aktifitas perdukunan. Klenik juga dikaitkan dengan hal yang tak dapat dicerna dengan akal namun dipercaya oleh banyak orang. Klenik identik dengan hal-hal mistis yang cenderung negative. Klenik adalah sebuah aktivitas mistis yang meminta bantuan kepada dukun atau roh leluhur.
Meskipun ajaran islam telah berkembang dari ajaran yang menentang pada hal yang bersifat syirik (menyekutukan Allah), tetapi adat dan kebudayaan tersebut yang turun-temurun dari nenek moyang terdahulu. Di Indonesia sendiri tetap saja masih ada dalam kehidupan di zaman modern ini. Istilah dukun atau orang pintar yang kita pahami dikalangan masyarakat adalah orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural, bisa menghadirkan makhluk-makhluk halus dari alam gaib, dan lain sebagainya dengan melakukan ritual-ritual tertentu.
Tak hanya itu, kepercayaan terhadap ilmu supranatural juga mendorong masyarakat untuk menggunakan ilmu-ilmu gaib dalam membantu mereka menyelesaikan masalah kehidupan. Misalnya saja dalam kehidupan ekonomi masyarakat pedagang yang percaya pada hal-hal gaib tersebut, akan meminta bantuan dukun agar dagangannya laris.
Dalam hal ini dukun atau paranormal tersebut akan memberikan jampi, mantra atau jimat, karena jimat tersebut dianggap akan memberikan keberuntungan atau keberhasilan dalam segala hal. Begitu seseorang mendapatkan jimat maka masyarakat akan percaya pada jimat tersebut dan perkataan dukun itu.
Dalam pandangan islam mendatangi dukun dan mempercayainya sangat dilarang bahkan diharamkan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam kitabnya Musnad Ahmad, yakni jalur dari Abu Hurairah memberikan keterangan lain, bahwa orang yang mendatangi peramal atau pendeta dan percaya pada apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa akibat yang ditimbulkan bahkan lebih besar lagi, yaitu dihukumi kafir bagi pelaku yang mempercayai dukun karena sama halnya dengan menyekutukan Allah SWT.
Jika dilihat dalam hal psikologi mengapa seseorang pergi kedukun, bisa saja karena terpaksa atau saat dalam keadaan tertekan dan terdesak, stress, dipengaruhi oleh orang lain, sehingga dalam kondisi itulah mereka tidak bisa berpikir secara jernih dan kemudian pada akhirnya pergi ke dukun.
Kita sebagai umat muslim haram untuk mempercayai dukun, karena hanya Allah yang bisa mengetahui hal-hal gaib dan masa depan manusia. Meskipun ada seseorang yang mengakui bahwa ia bisa mengetahui hal-hal yang gaib, maka kita harus mencermati kembali tentang kepribadiannya apakah dia orang shaleh atau hanya ada maksud tertentu dengan menggunakan keilmuan yang dia miliki.
Hal ini sejalan dengan tafsiran Q.S Al-Jin ayat 26-27 yang ditafsirkan oleh Imam At-Thabari dalam Jami’ul Bayan, yang menegaskan bahwa “Hanya Allah swt, yang bisa mengetahui hal-hal gaib kecuali orang-orang yang Dia kehendaki seperti para nabi melalui wahyu atau orang-orang shaleh melalui ilham”.
Penulis: Emia Rahmita Mahasiswi Universitas Islam Al-Ihya Kuningan