Connect with us

Hi, what are you looking for?

Anything

Kisah Seorang Pemulung Sampah Disaat Pandemi

KUNINGAN (MASS) – Mungkin memang benar, nasib berjalan lebih kuat daripada hati itu sendiri.

Sudah sekitar 20 tahunan, Suhana, warga Desa Pernawirangun Kuningan ini memiliki rezekinya dari mengais dan memilah dan menjual sampah dan barang bekas.

Dengan karung yang menempel di punggungnya, dan kail di tangan kanannya, lelaki yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, berkeliling di sekitar kota, mencari penghidupa dengan memilah-milah sampah, dan menjualnya.

“Ayeuna nuju covid kieu mah, da tara aya nu raramean, sampah ge sakedik, sahari paling Rp15 rebu a,” ujarnya saat kuninganmass.com mencoba mengawali pembicaraan di Taman Pandapa Kuningan, Sabtu (27/6/2020) siang.

Saat ini, menurutnya penghasilan yang didapatnya dari memilah, mengambil dan menjual sampah hanya bisa mencukupi untuk makan saja.

Tentu saja, pendapatan yang kecil saat ini harus ditekuninya karena memang tidak memiliki pekerjaan atau sekedar sampingan lain.

Usianya yang sudah menginjak kepala 6 itu pun, tak bisa terlalu memaksakan dirinya sendiri karena alasan usia dan kesehatan.

Meski begitu, Suhana masih terlihat segar dan interaktif. Ketika bercerita masa mudanya, dirinya bercerita perjalanan mengais dan memilah sampah hingga ke daerah CIgadung, Kadugede.

Mungkin karena banyaknya pergerakan fisik itulah, badannya terlihat segar dan selalu sehat. Meskipun, dirinya tak menampik usianya yang semakin menua.

“Anak 5, aya hiji deui masih sakola. Incu nembe pisan, aya hiji,”ucapnya saat diberondong pertanyan soal keluarga.

Dalam kondisi normal dengan waktu kerja sejak pukul 5 pagi hingga pukul 2 sore, Suhana mengaku bisa mendapatkan penghasilan Rp40 ribuan.

Pendapatan itupun masih kotor, belum terpotong kebutuhan pribadi. Belum lagi kebutuhan dapur dan jajan anak yang menuntut.

“Sabenerna, kadang 50 rebu jang dapur jeung jajan teh teu cukup,” akunya dengan nada tegar dan tak menunjukan rasa pesimis.

Baginya, hidup adalah mensyukuri hasil dengan terus berjuang.

Saat bercerita, sedikit tersirat keinginan Suhana seperti orang lain yang bermodal dan mendirikan usaha ataupun berdagang.

Tapi penghasilan hariannya memang belum bisa ditabung, karena kebutuhan setiap harinya harus terpenuhi.

Rekan se-profesinya pun banyak, meski begitu hubungan antar sesamanya diakui SUhana berjalan baik dan normal. Tidak ada pembagian wilayah yang jelas, yang penting tidak rebutan dalam satu lahan yang sedang digarap.

Suhana mengaku, meski serba keterbatasan, dia tak pernah usil, tak pernah juga terlintas dalam pikirannya seperti banyak diberitakan di kota besar, mencuri kabel atau barang umum lainnya.

Dirinya hanya memilah dan menjual jenis sampah se-normalnya. Jenis barang yang bisa dijual pun memang beragam, dari mulai kaleng, dus, plastic snack, buku, hingga jenis emberan.

Di sekitar tempatnya, cukup banyak juga pengepul yang menerima hasil pecariannya tersebut. (eki)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version