KUNINGAN (MASS)- Kisah pilu datang dari Desa Pajawanlor Kecamatan Ciawigebang, dimana dalam satu keluarga terdapat dua orang buta permanen dan satu terancam tidak bisa melihat.
Ironisnya lagi mereka hidup miskin dan tinggal di kontrakan. Karena kebutaan itu mereka tidak berkerja dan hanya mengandalkan bantuan pemerintah dan juga tetangga.
Dari kabar yang kuninganmass.com peroleh dari Sekdes Pajawan Ade, dalam satu keluarga itu terdiri dari lima orang.
Dengan rincian sepasang suami istri,dua orang anak dan satu cucu. Yang mengalami kebutaan adalah Kepala keluarga adalah Kasna (82), anakanya bernama bapak Aan (40) dan ibu Rosyati (32) cucunya.
Menurut Ade, mereka itu merupakan penduduk asli Desa Ciputat, mereka pindah ke Pajawanlor untuk ngontrak.
“Jadi bukan warga Pajawanlor. Aslinyanya dari Desa Ciputat sesuai dengan administrasi kependudukan cuma beliau ngontrak di wilayah kami desa,” jelas Ade Kamis (27/5/5/2021).
Diterangkan, dalam satu keluarga itu ada dua orang yang kena penyakit tidak bisa lihat total dan satu orang kabur pandangannya, sehingga total ada 3 orang.
“Kami selaku pemerintahan Desa Pajawanlor dan masyarakat desa merasa prihatin. Kami berusaha membantu keluarga beliau karena beliau berasal dari keluarga tidak mampu,” tandasnya.
Diterangkan, mereka terkena penyakit glukoma. Menurut dokter kalau Kasna dan Aan urat saraf matanya sudah mati total.
“Kalau Pa Kasna sudah dari tahun 1994 terdeteksi karena keterbatasan biaya jadi proses pengobatan pun tidak di tempuh. Sedangkan Pa Aan baru 8 tahun kebelakang sama karena keterbatasan biaya,” jelasnya.
Ade menyebutkan, mereka ngontrak di Desa Pajawanlor baru 2 tahun kurang. Mereka tidak bekerja.
Kalau Aan punya keahlian memijit sehingga kadang-kadang suka ada yang nyuruh.
“Ini benar menyedihkan bapak Kasna selaku kepala keluarga tinggal dalam satu rumah bersama satu orang istri, dua orang anak dan satu orang cucu,” ujarnya lagi.
Kondisi juga diperparah dengan kondisi istri Kasna sedang menderita penyakit asam urat sama maag. Mereka selama ini sudah dibawa ke dokter.
“Insya Allah karena ini menjadi tanggung jawab kita semua kami tidak melihat administrasi kependudukan, karena mereka semua merupakan warna negara Indonesia, jadi ini jadi tanggung jawab kita semua,” sebutnya lagi.
Ade juga menyucapkan terima kasih banyak kepada Bupati Kuningan yang sama-sama sudah sigap juga merespon ajuan dari Pemdes Pajawanlor.
Begitu pun dengan rekan rekan media pihaknya juga ucapkan terima kasih banyak sudah membantu meliput dan mendoakan.
“Semoga dengan diliputnya kejadian ini semakin banyak lagi orang orang yang mendoakan keluarga Kasna dan keluarga,” pungkasnya. (agus)
Keluarga BPK. Kasna
1.Kasna : keluhan tidak bisa melihat
2.Aan Suhanda : Keluhan tidak bisa melihat
3.Rosyati : Keluhan pandangan penglihatan lebih dari 2-3 meter sudah tidak bisa
Awalnya Terkena penyakit glukoma.