Connect with us

Hi, what are you looking for?

Education

Kisah Guru di Pelosok yang Datangi Rumah Siswa untuk Belajar

KUNINGAN (MASS) – Semua sektor memang terdampak covid-19, begitu juga dengan pendidikan dan sekolah. Karena hal tersebut, terpaksa anak harus belajar di rumah melalui pembelajaran daring, online.

Namun bagaimana jika kondisi siswa tak memungkinkan untuk belajar daring ? Hal itulah yang dialami salah satu siswi SD N 2 Jatisari Kecamatan Subang Kuningan, Siti Susi Susilawati.

Tak bisa belajar daring karena kondisi orang tua. Alasan itulah yang membuat guru datang ke rumah untuk membingbingnya belajar.

Adalah Aning Suhaeni SPdI yang setiap hari membantu Susi belajar di rumah. Meski bukan wali kelas, perempuan kelahiran 84 tersebut secara sukarela membantu muridnya belajar.

“Greget aja a, kasian kondisinya memang begitu, harus dibantu belajar ke rumahnya,” ujarnya pada kuninganmass.com Jumat (8/5/2020) pagi.

Siti Susi Susilawati sendiri sebenarnya anak yang sehat dan cerdas. Nahas, kondisi keluarganya tidak sama seperti anak lainnya. Ayahnya yang sudah meninggal, serta ibunya yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ), membuatnya terus terikat dengan keadaan.

“Ibunya ini sangat posesif, mungkin trauma karena dulu pernah dijauhkan dari anak pertama dari suami pertama, tidak boleh ketemu,” ujar Aning menjelaskan di sela-sela mengajar Susi.

Saat ditemui, Aning memang sedang mengajar Susi di rumahnya. Seperti yang dikatakan, Susi terus ditempel sang ibu hampir dalam segala hal.

Susi sendiri saat ini berada di kelas 4, setiap harinya ketika bersekolah ibunya selalu ikut meski di luar kelas. Diceritakan Aning, pada tahun sebelumnya bahkan Susi hampir setahun tidak datang ke sekolah.

“Kalo pas kelas satu mah, ibunya juga masuk kelas. Kayak takut banget anaknya pergi,” jelasnya.

Dikhawatirkan Aning, Susi terus ketergantungan pada sang ibu. Dituturkannya, sang anak sebenarnya memiliki banyak ketakutan, apalagi ketika sang ibu ‘kumat’, menangis sendiri atau mengamuk dan menggedor rumah.

“Ada sebenarnya kakeknya, cuman rumahnya terpisah dan ya sudah tua juga. Kasian Susi, kalo malem aja rumahnya gelap lampu gak dinyalain,” tutur Aning yang rumahnya tak jauh dari Susi.

Karena kondisi Susi yang hidup hanya berdua dengan ibunya yang posesif, dan masih termasuk pasien ODGJ di puskesmas Subang, Susi banyak tertinggal dalam mata pelajaran membaca dan menghitung lanjutan.

Karenanya, Aning tidak menyerah dan terus datang hampir setiap hari untuk membimbing Susi belajar, tentu saja ditemani sang ibu.

Saat didatangi kuninganmass.com, Susi terlihat sedikit malu-malu. Meski begitu, terpancar rasa senang ketika rumahnya didatangi tamu, tidak hanya dia dan sang ibu.

Susi bahkan menunjukan beberapa gambarnya dalam buku. Sangat bagus dan rapi untuk anak 11 tahun, apalagi selama 10 tahun terakhir ini dirinya hanya hidup bersama sang ibu yang kondisinya seperti itu.

“Dulu kan si ibunya sebenarnya sempet kuliah, tapi nikah sama orang Bandung. Pisah dari yang pertama, dia trauma dan dinikahkan sama ayahnya Susi. Sayangnya, pas Susi belum sampe 2 tahun, ayahnya meninggal,” terang Aning.

Aning sendiri terlihat sangat semangat dalam mengajari Susi. Wali kelas 5 tersebut selalu memperlihatkan wajah yang ceria di depan Susi, membuatnya ikut tertawa, terhibur.

“Sebenarnya ibunya sempet diajukan untuk rawat jalan ke Cirebon. Tapi orantuanya belum menginjikan k. Padahal kalau Susi bisa rada menjauh dari ibunya, mungkin belajarnya akan lebih percaya diri, sosialnya juga terbentuk, kadang khawatir aja kedepannya,” ujarnya harap-harap cemas. (eki)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version