Connect with us

Hi, what are you looking for?

Headline

Kini Ada 2 Macan Tutul Liar di Ciremai, Nasib Pendaki Gimana?

KUNINGAN (MASS) – Setelah dilakukan habituasi, seekor macan tutul jawa berjenis kelamin betina resmi dilepasliarkan, Sabtu (5/3/2022). Dengan begitu, kini ada 2 ekor macan tutul yang hidup liar di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Macan tutul yang baru dilepaskan sekitar pukul 12.43 WIB tersebut bernama Rasi. Macan ini telah berusia 2,5 tahun yang berasal dari Cisompet Garut. Selama 2 bulan Rasi menjalani habituasi di kandang berukuran 66 m2 di dekat Stasiun Riset Bintangot (masuk dari Desa Seda Kecamatan Mandirancan).

Pelepasliaran Rasi dihadiri sejumlah pejabat dan pecinta lingkungan dari Kuningan, Majalengka bahkan dari Bogor. Hadir pula pejabat dari Dirjen BKSDAE. Tampak beberapa anggota DPRD Kuningan, seperti Dede Sembada, H Hariri, Saw Tresna Septiani, Etik Widiati dan Sri Laelasari.

Bupati H Acep Purnama yang dipersilakan oleh BTNGC untuk membuka kandang Rasi dari jarak 700 m dengan menggunakan kawat penderek.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Mudah-mudahan nanti Rasi bisa bertemu dengan Slamet Ramadhan (macan tutul jantan yang dilepasliarkan 2019), agar berkembangbiak. Rasi dipakaikan GPS Colar (kalung GPS) supaya bisa kita pantau pergerakannya,” ujar Kepala BTNGC, Teguh Setiawan SHut MM.

Setelah bertambahnya macan tutul, tidak sedikit warga yang was-was terutama mereka yang berniat mendaki Ciremai. Namun Teguh menegaskan, keberadaan macan tutul tidak akan membahayakan asalkan tidak melakukan pendakian pada malam hari.

“Karena kalau malam hari itu macan tutul aktif. Maka dari itu pendakian tidak boleh malam hari. Istirahatkan dulu kalau sudah malam,” imbau Teguh.

Pernyataan menenangkan, kemudian dilontarkan pula oleh Teguh. Ia menegaskan, macan tutul tidak menyerang manusia. Justru nalurinya cenderung ingin menghindar dari manusia.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Maka dari itu Teguh mengingatkan agar pendaki jangan sampai keluar dari jalur pendakian. Karena dengan begitu akan memasuki alam macan tutul. Sebaliknya, macan juga tidak akan memasuki jalur pendakian resmi yang merupakan “alam” manusia.

“Yang jelas kalau malam hari hentikan dulu pendakian, karena macan tutul itu aktif pada malam hari,” kata Teguh. (deden)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Anything

KUNINGAN (MASS) – Macan tutul betina yang dinamai si Rasi menjadi panik ketika para jurnalis menghampirinya. Pengambilan gambar oleh awak media pun hanya sebentar...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Meski sudah direstui, upaya Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk mengawinkan dua ekor macan tutul bernama Slamet Ramadhan dan Rasi...

Advertisement
Exit mobile version