KUNINGAN (MASS) – Hingga saat ini pandemi Covid-19 masih terus berlangsung dan memaksa masyarakat Indonesia membatasi berbagai aktivitasnya. Bahkan, saat ini, setelah sebagian masyarakat dunia telah divaksinasi, keganasan virus Covid-19 dengan berbagai variannya terus menyebar dan memakan banyak korban, secara khusus di India dan beberapa negara Asia lainnya.
Kondisi pandemi secara global itu berdampak besar terhadap masyarakat di Indonesia. Semua aktivitas masyarakat saat ini dibatasi oleh pemerintah karena dikhawatirkan memicu peningkatan kasus covid-19. Bahkan, untuk kedua kalinya masyarakat tidak bisa menjalani tradisi mudik sebagai salah satu dampak covid.
Kendati demikian, kondisi tersebut tidak menghambat semangat produktif sejumlah pekerja kreatif dalam berbagai bidang. Lebih banyaknya waktu berada di rumah justru mereka jadikan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru atau menghasilkan karya-karya baru.
Aktivitas seperti itulah yang dilakukan oleh Dimas Adhitya Darmawan, seorang tokoh muda Cimahi, Kuningan. Sebagai anak muda yang dibesarkan dalam semangat wira usaha, Dimas banyak memanfaatkan waktunya untuk bercocok tanam di halaman rumah dengan polybag.
Dimas memberi contoh dan mengajak masyarakat sekitarnya untuk memanfatakan lahan pekarangan rumah mereka sebaik-baiknya. “Banyak masyarakat kita yang memiliki pekarangan cukup luas atau lahan yang nganggur tidak ditanami,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak khususnya para pemuda dan masyarakat umum untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga. Menurutnya, kegiatan itu sangat penting dilakukan untuk menghadapi masa pandemi dan musim kemarau yang segera datang.
“Dalam kondisi krisis seperti Covid-19 ini, pertanian menjadi jawaban untuk bisa tetap survive. Tidak perlu lahan besar, kita manfaatkan lahan di pekarangan saja. Jadi, semua orang sepatutnya memang di pekarangan ini semua orang bisa bertani,” ujarnya lebih jauh.
Dimas, yang juga merupakan putra H Chartam Sulaiman, seorang anggota dewan di Kuningan ini berharap agar pemerintah daerah hingga pemerintahan desa mendorong dan menyokong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Sebab, ketahanan pangan nasional mesti dimulai dari ketahanan pangan keluarga.
Pekarangan rumah itu bisa dimanfaatkan untuk menanam sayuran seperti cabe merah, cabe rawit, daun bawang, kangkung, dan lain-lain. Untuk kebutuhan pangan hewaninya, masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk budi daya ikan air tawar seperti gurame, nila, dan lele, juga bisa beternak ayam, baik ayam kampung maupun petelor.
“Dengan cara itu, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka. Bahkan, dengan pengembangan teknik pertanian dan budi daya, hasilnya bisa lebih banyak sehingga bisa dijual ke pasar dan tetangga sekitar,” paparnya lebih jauh.
Jika masyarakat telah terbiasa memanfaatkan lahan pekarangan dan juga lahan menganggur, niscaya masyarakat bisa meraih swasembada pangan. Pengembangan budi daya pertanian ini akan menjadi dorongan utama bagi kesejahteraan masyarakat Kuningan. (deden)