KUNINGAN (MASS) – Tunggakan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN selama tiga bulan di Kabupaten Kuningan memicu berbagai tanggapan, baik dari masyarakat maupun kalangan akademisi. Dr. Agie Hanggara, M.Pd., seorang akademisi Kuningan, menilai kondisi tersebut seharusnya tidak memengaruhi pelayanan kepada masyarakat secara signifikan.
“Menurut saya, bukan masalah berpengaruh atau tidak pada kewajiban ASN memberikan pelayanan kepada masyarakat. Toh kan itu tunjangan, sedangkan hak utamanya (gaji pokok), kan gak bermasalah? Jadi, seharusnya tidak terlalu memengaruhi jika dalam konteks pemenuhan kewajiban memberikan pelayanan,” ujarnya.
Ia juga memberikan pandangan terkait pernyataan Penjabat (PJ) Bupati Kuningan Dr. Agus Thoyib, S.Sos., M.Si yang menyebut kondisi keuangan daerah belum ideal. Dr. Agie menjelaskan, bahwa langkah pertama adalah memahami ketidakidealan itu sendiri.
“Sebenarnya, kita bisa mengatakan belum ideal itu berarti kita tahu yang belum idealnya Dimana. Jadi, ya…kita tinggal mengidealkan yang belum ideal itu saja,” lanjutnya, Sabtu (28/12/2024).
Jika berbicara tentang masa depan, demikian lanjutnya. Tinggal belajar dari pengalaman sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk mampu menganalisis kekurangan atau ketidakidealan di masa lalu, agar masa depan bisa ideal.
Ia juga menjelaskan, perlunya strategi berbasis pengalaman untuk mengatasi kendala keuangan daerah, sehingga perencanaan tahun 2025 dapat lebih matang dan terarah. Oleh karena itu, ia menekankan fokus pembangunan di Kuningan harus mencakup semua bidang, mengingat setiap aspek memiliki potensi untuk berkembang.
“Harapannya sih di segala bidang, karena semua aspek punya potensi berkembang. Tinggal bagaimana pemimpin meramu strategi yang mampu menggerakkan potensi itu,” jelasnya.
Meski begitu, diakui bahwa fokus pembangunan seringkali bergantung pada latar belakang pemimpin. Ia berharap pemimpin terpilih pada 2025 dapat membawa perubahan nyata dan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
“Biasanya kalau pemimpin berlatar belakang dunia usaha, aspek usaha yang lebih menonjol. Kalau dari pendidikan, ya biasanya bidang pendidikan yang lebih ditekankan,” pungkasnya sambil tersenyum. (argi)