Oleh: Abun Burhanudin
Yuni yang masih bocah tidak tahu apa yang mesti dia lakukan. Dia hanya menatap ke Aldi yang merintih-rintih. Beruntung Bu Marlina tetangga Leni lewat. Bu Marlina kaget, dia segera menolong Aldi.
Yuni hanya bisa mengikutinya. Bu Marlina mengobati Aldi ala kadarnya. Leni yang sore itu pulang kerja, terkejut mendapati
Aldi dalam keadaan penuh luka. Eh bukannya kasian malah Aldi dipukulin dianggap bandel dan bikin masalah.
Aldi kaget, dia menangis sejadi-jadinya. Yuni cuman melongo, mau belain Aldi tapi malah dijorongin. Yuni jatuh, nangis. Bu Marlina datang dan melerai, kesal melihat Leni yang bukannya kasian sama anak yang celaka malah marah marah. Leni minta maaf, katanya saya terlalu stress. Bu Marlina nasehatin, walau punya masalah gak boleh ditumpahkan kemarahan sama anak.
Ketika Bu Marlina pulang, Aldi bersikap lain, Aldi seperti mengerti. Aldi lalu menangis dan minta maaf pada Leni. Aldi dengan terbata mengucap janji gak akan bikin Mama kesal lagi. Leni menangis, tak kuasa menahan beban bathinnya.
Besoknya Leni kerja dengan membawa Yuni. Tapi Aldi ditinggalin di rumah. Leni malu punya anak yang terbelakang mental seperti Aldi. Yuni dia titipkan di sebuah taman penitipan anak.
Di rumah, Aldi seperti mengerti bahwa Mama nya marah padanya. Aldi pun
menunggu kepulangan Leni di pintu setiap hari. Aldi tak pernah beranjak dari depan pintu, semenjak Leni berangkat kerja,
hingga Leni pulang kerja. Begitulah setiap hari. Para tetangga akhirnya mulai tahu, Leni punya anak yang aneh, anak autis.
Cemooh tetangga kanan kiri mulai mendera bathin Leni. Sampai suatu ketika, Leni bertemu dengan Yuda (40th). Yuda seorang duda tanpa anak. Leni tertarik pada Yuda, begitu pula Yuda, tertarik pada Leni. Selama beberapa lama, Leni dan Yuda berpacaran hingga kemudian memutuskan untuk menikah.
Di sisi lain, sikap Leni pada Yuni dan Aldi tetap tidak berubah, Leni selalu membedakan Yuni dan Aldi.
Ketika Yuda mengajaknya menikah, Leni dalam keputusan berat. Selama ini, Leni hanya mengaku punya anak satu pada Yuda. Apa jadinya bila sampai Yuda tahu dia punya anak dua, dan itu pun dengan kondisi yang satu autis.
Leni nekad, Leni meninggalkan Aldi di rumahnya pagi-pagi sekali ketika Aldi terlelap. Leni hanya mengajak Yuni. Aldi bingung, saat bangun dia hanya sendiri.
Aldi ketakutan dan menangis, Aldi merasa pasti mamanya marah lagi. Aldi kemudian
seperti biasa menunggu Leni dan Yuni pulang di depan pintu rumahnya. Tidak berani dia masuk ke dalam rumah sebelum Leni datang. Tapi, ketika malam tiba, Leni pun tak kunjung datang.
Aldi tetap menunggu di pintu tidak berani masuk ke dalam rumah. Dia tertidur di depan pintu. Hingga esok harinya. Dan lagi-lagi, Mama dan kakak nya tak
kunjung datang. Aldi menangis, dia kelaparan.
Bersambung…